Selasa 16 Dec 2014 19:09 WIB

Pariwisata Laut Indonesia Lebih Banyak Dimanfaatkan Asing

Rep: C97/ Red: Winda Destiana Putri
Perairan Indonesia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Perairan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata laut Indonesia lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak asing. Sedangkan Indonesia sendiri kalah cepat dalam mengeksplorasi berbagai keindahan alamnya.

Hal ini disampaikan oleh Senior Manager Perusahaan Pelayaran Indonesia (Pelni) Shipping Agencies Budi Santoso pada Seminar Nasional Discover Indonesia's Solar Eclipse 2016 di Jakarta Pusat, Selasa (16/12).

"Kapal laut asing bisa datang ke Indonesia untuk melakukan pelayaran wisata di sini. Setiap orang harus mengeluarkan dana sebesar 14 ribu USD untuk berlayar tiga sampai empat hari," tutur Budi.

Angka tersebut jelas bukan jumlah yang kecil. Apa lagi jika dibayangkan ada puluhan hingga ratusan penumpang yang melakukan pelayaran pariwisata. Sedangkan Pelni hanya mampu menghasilkan pendapatan 1500 USD dari satu kapal.

Maka itu Pelni berencana untuk melakukan perluasan area bisnis di bidang pelayaran pariwisata. Dari empat kapal asing yang sering melakukan pelayaran wisata ke Indonesia, dua diantaranya adalah National Geografi dan Coral Quen.

"Kami akan melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka lakukan. Sebab keuntungan pariwisata Indonesia sendiri lebih banyak dinikmati asing dari pada kita sendiri," ungkap Budi.

Padahal menurutnya Indonesia memiliki SDM yang tidak kalah baiknya dari pada orang luar negeri. Budi mengatakan penyelam Indonesia merupakan penyelam yang terbaik. Bahkan penyelam yang sudah mendapatkan sertifikat biru didominasi oleh warga Indonesia.

Wakil Walikota Palu Mulhanan Tombolotutu pun membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa Palu memiliki spot-spot pariwisata dasar laut yang sangat indah. Namun kebanyakan dari biro pariwisata yang mengantarkan turis asing ke sana adalah perusahaan luar negeri.

"Banyak perusahaan dari Australia yang mengantar turis asing ke Palu. Padahal wilayah wisata di Palu tidak begitu jauh dari kota," tutur Mulhanan. Ia pun menyayangkan hal tersebut dan berharap agar Indonesia dapat lebih memanfaatkan pariwisata alam dari pada pihak asing. Terutama setelah peristiwa gerhana matahari sembilan Maret 2016 nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement