REPUBLIKA.CO.ID, Membacakan cerita sebelum tidur, mengobrol dengan anak, dan makan malam bersama merupakan cara positif bagi orang tua untuk berinteraksi dengan anaknya. Tapi menurut penelitian terbaru, cara-cara tersebut tidak akan membantu mempengaruhi tingkat intelegensi anak.
Menurut profesor kriminologi dari Florida State University, Kevin Beaver, IQ bukan hasil dari sosialisasi orang tua ke anak. Dalam studi yang menganalisa perilaku orang tua dan apakah ada efeknya ke kemampuan verbal ditemukan fakta tersebut.
''Penelitian sebelumnya yang mengatakan perilaku orang tua mempengaruhi intelegensi anak mungkin tidak tepat, karena tidak memperhatikan faktor transmisi genetik,'' kata Beaver, seperti dikutip dari Sciencedaily, Rabu (16/12). Pengaruh orang tua terhadap kecerdasan anak telah lama jadi perdebatan.
Beberapa penelitian menunjukkan orang tua yang meluangkan waktu dengan anaknya, misalnya dengan membacakan cerita atau makan malam bersama, memiliki anak yang lebih cerdas dibandingkan anak dari orang tua yang tidak meluangkan waktu dengan anaknya. Ada pula argumen yang mengatakan kecerdasan bukan sebab banyaknya waktu yang diluangkan orang tua bersama anaknya. Tapi, kecerdasan lebih ditentukan dari faktor genetik yang diturunkan orang tua ke anak.
Untuk mengetes dua teori itu, Beaver melakukan penelitian menggunakan adoption-based research design. ''Hasilnya ditemukan tidak ada hubungan antara pola pengasuhan dan kecerdasan anak di masa tuanya setelah faktor genetik diperhitungkan,'' ujar dia.
Dalam penelitian lampau, pengaruh cara orang tua mendidik anak memberi efek pada kecerdasan anak. Tapi kenyataannya adalah faktor intelegensi orang tua yang memberi pengaruh ke kecerdasan anak. ''Cara orang tua membesarkan anak tidak akan meninggalkan efek besar pada IQ anak, selama pola pengasuhan tersebut masih dalam batas normal,'' ujar dia.