Ahad 14 Dec 2014 08:44 WIB

Sajian 30 Ikon Kuliner Indonesia di 'Pekan Wisata Kuliner Nusantara'

Para siswa SMK Negeri 1 Kudus saat memasak di stan Sekolah Kuliner Dapur Nusantara di ajang Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara
Foto: Republika/Hazliansyah
Para siswa SMK Negeri 1 Kudus saat memasak di stan Sekolah Kuliner Dapur Nusantara di ajang Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang "Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara" masih berlangsung di Plasa Barat Lapangan Monas, Jakarta. Acara yang menghadirkan ragam makanan khas nusantara ini berlangsung tiga hari mulai Jumat (12/12) hingga hari ini, Ahad (14/12). 

Dari sekian banyak ragam makanan yang ada, salah satu yang paling menarik perhatian adalah stan milik SMK Negeri 1 Kudus. Stan ini secara khusus menampilkan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2013 lalu. 

Sebut saja makanan macam Sate Maranggi, Tahu Telur, Asam Padeh Tongkol, Rawon, Ayam Goreng Lengkuas, Sate Lilit, Pindang Patin dan lainnya. Juga minuman segar seperti es bir pletok juga kunyit asam. 

Menariknya, makanan tersebut dihidangkan oleh para siswa SMK Negeri 1 Kudus. Mereka dilatih oleh tenaga kerja profesional juga pakar kuliner Indonesia William Wongso. Mulai dari pemilihan bahan dasar, teknik memasak, penyajian juga filosofi yang terkandung dari setiap bahan atau sajian makanan.

"Sebenarnya materi yang diajarkan adalah semua materi tata boga, baik western, barista, waitres dan lain-lain. Tapi kita memang fokusnya adalah 30 ikon kuliner indonesia, setiap siswa diwajibkan untuk menguasai teknik pembuatan 30 kuliner itu," ujar Joni Kurniawan salah satu guru di SMK Negeri 1 Kudus. 

Sementara Primadi H. Serad selaku Program Director Djarum Foundation mengatakan, sekolah kejuruan ini adalah yang pertama di Indonesia. Sekolah ini diharapkan dapat membawa 30 ikon kuliner tradisional Indonesia ke kancah dunia. 

"Tujuan dari program ini juga untuk meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kudus serta membuka kesempatan berkarier yang lebih luas di sektor ekonomi kreatif dalam lingkup domestik maupun internasional," ujar Primadi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement