Kamis 11 Dec 2014 19:19 WIB

Jakarta Gagal Masuk 5 Besar World Heritage se-Indonesia

Rep: C92/ Red: Indira Rezkisari
 Pengunjung berfoto di depan Museum Fatahillah yang masih dalam tahap konservasi di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (28/10)   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Pengunjung berfoto di depan Museum Fatahillah yang masih dalam tahap konservasi di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (28/10) (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perjalanan Kota Tua Jakarta menuju status World Heritage atau warisan budaya nampaknya masih perlu perjuangan keras. Pasalnya, dalam seleksi kota tua menuju status World Heritage, Kota Tua Jakarta gagal masuk lima besar.

Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Gathut Dwihastoro mengatakan kegagalan ini terkait dengan masalah administrasi. Ketika dilakukan pembahasan di Yogyakarta, waktu pengajuan ternyata sudah habis. Padahal jika dibandingkan daerah lainnya, Kota Tua Jakarta sebenarnya layak masuk lima besar.

"Kalau dibandingkan dengan kawasan heritage lain, mohon maaf Jakarta itu sebenarnya segalanya ada. Dukungannya luar biasa, apalagi dekat dengan pusat pemerintahan dan berada di pusat ibu kota negara," kata Gathut saat ditemui Republika, Kamis (11/12).

Selain terkait masalah administrasi, ia menilai koordinasi antara unit-unit yang ada di Kota Tua Jakarta selama ini masih kurang baik. Menurut Gathut, untuk dapat menjadi World Heritage, harus ada kesamaan visi di antara setiap unit di Kota Tua Jakarta.

"Jadi bukan hanya kehebatan masing-masing, tapi komitmen dan kesadaran untuk membangun heritage secara bersama-sama," kata dia.

Pemangku status World Heritage, menurut Gathut, juga perlu memahami dengan baik mengenai cagar budaya yang ada. Pemahaman ini harus menyeluruh mulai dari masyarakat hingga ke tingkat birokrasi.

Ia mencontohkan, pada 2008, dua tempat di Malaysia didapuk menyandang status World Heritage untuk dua kota sekaligus yaitu Malaka dan George Town. Gathut menceritakan, Malaysia mengakui banyak belajar dari Indonesia. Namun, dalam pencapaiannya Indonesia justru jauh tertinggal.

"Beberapa kali ke sana kita malu, saya dibuat sangat kagum oleh pemandu Malaysia. Mereka tahu betul tentang sejarah Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement