REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pusat kuliner dan jajanan baru di Kota Semarang di kawasan Pekunden, Semarang, yang pembangunannya menelan anggaran sekitar Rp1,5 miliar, akhirnya diresmikan, Senin (1/12).
Peresmian pusat kuliner dan jajanan baru dengan konsep "shelter" yang mirip penataan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Simpanglima itu dilakukan langsung oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Ada sekitar 30 "shelter" yang dibangun Pemerintah Kota Semarang untuk menampung sebanyak 75 PKL di kawasan Pekunden yang memang disiapkan sebagai sentra kuliner baru di wilayah itu.
"Dengan diresmikannya 'shelter' PKL Pekunden ini, para pedagang bisa lebih nyaman berjualan. Pembeli juga nyaman," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi saat meresmikan "shelter" PKL Pekunden.
Ia mengingatkan para pedagang di sentra kuliner Pekunden untuk tetap menjaga kualitas, rasa, dan higienitas produk jajanan serta kuliner yang disajikan untuk menjaga kepercayaan konsumen.
"Para pedagang harus menjaga kualitas makanan, demikian pula higienitasnya. Tentunya, semakin banyak pengunjung yang akan datang dan bisa meningkatkan ekonomi pedagang di sini," tukas Hendi.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Supriyadi optimistis dengan perkembangan dan kemajuan sentra PKL kuliner Pekunden karena lokasinya yang strategis.
Apalagi, kata dia, sentra PKL kuliner tersebut juga menjadi kantong parkir alternatif untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas di sentra oleh-oleh khas Semarang di Jalan Pandanaran.
"Aktivitas di kawasan ini (Pekunden) kan menjadi semakin meningkat, ramai. Seiring dengan itu, kami berharap pedagang bisa menjaga kepercayaan konsumen," kata politikus PDI Perjuangan itu.