Sabtu 29 Nov 2014 08:27 WIB

Saat Kecil Stress, Saat Dewasa Bermasalah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Anak dan Ibu (Ilustrasi)
Anak dan Ibu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkaca dari hal yang marak di media sosial beberapa waktu lalu mengenai gangguan kejiwaan pada anak, Psikolog Anak, Ine Indriani, M.Psi mengatakan anak yang terlalu banyak beban pekerjaan maupun pelajaran bisa menjadi stres.

Ketika anak stres, mereka cenderung tidak bisa menjadi dirinya sendiri, tidak bahagia, malas belajar, mengalami masalah emosi, bahkan bisa menjadi pemarah atau pemurung.

"Dan jika dibiarkan bisa berlanjut bermasalah hingga dewasa," ungkapnya kepada Republika, Sabtu (29/11).

Menurutnya, anak yang diforsir terus-terusan seperti menuruti kemauan orang tua tanpa memahami perasaan dan kebutuhan anak tentu bisa berdampak hingga ia dewasa. Salah satunya, anak jadi kurang bisa beraktualisasi sesuai dengan potensi dia yang sebenarnya.

"Sehingga di masa dewasa ia pun karirnya sesuai dengan tuntutan, bukan berdasarkan apa yang dirinya mau. Bahkan kerja pun bisa-bisa tidak sesuai dengan passionnya," ujarnya.

Ine mengatakan mengingat les-les biasanya yang diambil les akademis, maka kognitif anak bagus, tapi emosinya, intrapersonal dan interpersonalnya kalau kurang diperhatikan membuat emosi anak kurang baik saat dewasa.

"Kemampuan dia untuk menyelesaikan masalah juga kurang baik," tambahnya.

Apakah anak stres ketika dewasa dia bisa menjadi gila? Menurut Ine, kalau apakah bisa gila dimasa dewasa, itu tergantung loadnya dan juga bagaimana orang tuanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement