REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Danau Toba sangat berpeluang menjadi Geopark Global Network mengingat potensi yang dimilikinya, baik dari sisi geologi, ekologi hayati maupun kebudayaan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi di Medan, Kamis (27/11) mengatakan, pihaknya sangat mendukung jika Danau Toba dijadikan Geopark Global Network, namun untuk itu tentunya dibutuhkan kerjasama semua pihak.
"Kita semua harus bersama-sama berupaya agar harapan itu dapat terwujud," katanya pada seminar, pameran photo, tenun dan fashion dalam upaya mendukung Geopark Kaldera Toba.
Ia mengatakan pihaknya akan mengupayakan berbagai hal untuk mendukung kaldera Toba menjadi Global Geopark Network Unesco, terutama dengan cara mengajak dan menyiapkan masyarakat setempat agar mempunyai rasa kepemilikan sehingga secara bersama sama membangun Danau Toba.
Sebab menurut dia, meskipun suatu daerah memiliki nilai lebih atau mempunyai warisan geologi yang terkenal dan bersifat universal, namun daerah itu tidak dapat menjadi Global Geopark Network (GGN) jika tidak memiliki rencana pariwisata berkelanjutan.
Misalnya membangun sarana jalan kaki atau bersepeda, melatih penduduk setempat menjadi pemandu, menarik para penyedia jasa akomodasi yang menerapkan praktik lingkungan berkelanjutan.
Menurut dia, saat ini para pemangku kepentingan di kawasan Danau Toba telah melakukan inisiatif kerja sama dengan Kementrian Pariwisata serta Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan persiapan guna pengusulan Geopark Kaldera Toba ke Unesco.
Salah seorang penggiat Geopark Toba RE Nainggolan dalam kesempatan yang sama mengatakan kaldera Toba akan menjadi magnet yang luar biasa, dan jika menjadi Geopark Network UNESCO maka masyarakat yang ada di sekitarnya akan sejahtera.
Karena itu pihaknya terus mendorong pemerintah untuk mengupayakan segala hal yang bisa mendukung kaldera Toba menjadi bagian dari Geopark Global Network UNESCO, diantaranya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba.