Kamis 20 Nov 2014 09:38 WIB

Modifikasi Kebaya, Menghancurkan Bukan Melestarikan Kebaya

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Kebaya, pakaian khas wanita Indonesia.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Kebaya, pakaian khas wanita Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Kebaya saat ini banyak yang sudah tidak sesuai dengan pakem sebenarnya. Kebaya yang banyak dipakai dan dijual umumnya sudah banyak dimodifikasi. Terutama kebaya yang banyak digunakan anak muda.

Modifikasi yang dimaksud misalnya mengenakan kebaya yang bagian belakang ada buntutnya. Kebaya yang payetnya terlalu banyak dan di seluruh bagian busana. Modifikasi seperti itu namun dipandang tidak positif bagi pelestarian kebaya.

“Modifikasi kebaya itu menghancurkan bukan melestarikan,” ujar desainer, Edward Hutabarat, kepada wartawan di sela-sela peluncuran buku 'Kebayaku', Rabu (19/11).

Menurutnya, ada baiknya anak muda zaman sekarang menggunakan kebaya Kartini dibanding mengenakan kebaya yang payetnya hingga selutut. Kemudian, kebaya Kartini itu bisa dipadankan dengan kain, pakai sandal, dan tas. Itu tidak akan membuat anak muda tampil tidak modern. “Modern itu adanya di sini,” ujar Edward, sambil menunjukkan bagian otak atau pikiran.

Bagaimana dengan modifikasi yang dilakukan oleh para desainer terhadap kebaya? Menurutnya, desainer hanya memodifikasi kebaya dari segi bahan-bahannya saja.

Edward mengingatkan sesama desainer untuk tidak memodifikasi kebaya habis-habisan hanya karena ada permintaan dari pelanggan. “Fesyen itu bagian dari peradaban bukan hanya sepotong kain,” katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement