REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK, JAWA BARAT -- Potensi pariwisata di kawasan Puncak, Jawa Barat sangat tinggi. Berbagai destinasi wisata dengan karakternya masing-masing tersebar dalam kawasan yang memiliki udara dingin ini.
Akan tetapi masalah kemacetan menjadi penghambat kawasan ini untuk berkembang. Jika dulu kemacetan hanya terjadi di hari libur dan akhir pekan, kini justru terjadi setiap hari.
"Kemacetan adalah tantangan utama di Puncak. Jalan di puncak bukan milik provinsi, tapi milik pusat. Jadi mudah-mudahan ada solusi untuk hal ini," kata Kadisparbud Kabupaten Bogor, Rahmat Suryana saat dialog bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya, Selasa (18/11) di Taman Matahari, Puncak, Jawa Barat.
Menurutnya, penyebab utama kemacetan adalah pedagang yang berada di sepanjang jalan kawasan puncak serta beberapa pasar tumpah.
Menpar Arief Yahya tidak menampik hal ini. Akan tetapi Ia melihat hal ini dari sisi yang berbeda. Menurutnya macet adalah nice problem yang sedikitnya memberi manfaat.
Pasalnya dengan laju kendaraan yang melambat maka kemungkinan seluruh atraksi yang ada di Puncak bisa terpantau wisatawan.
"Ini juga menunjukkan demand lebih besar dari supply. Berarti permintaan passar sangat besar," kata dia.
Menurutnya, menarik wisatawan lebih sulit dibanding mengatur. Untuk itu ia menyarankan segera dilakukan pembuatan tempat yang dapat menampung para pedagang.