REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rencana penerapan kendaraan wisata di kawasan Kraton Yogyakarta disambut positif pelaku agen wisata tur dan travel. Namun sebelum kendaraan itu diterapkan mereka meminta kepastian armada mencukupi. Terutama untuk mengantisipasi saat musim liburan atau high season.
Ketua Asosiasi of Indonesia Tour and Travel Agency (Asita) DIY Edwin Ismedi Himna mengatakan saat ini rencana penerapan kendaraan wisata kraton sedang pada tahap simulasi dan sosialisasi ke travel agen. Asita juga dilibatkan pada simulai awal rencana kendaran wisata kraton tersebut.
Pihaknya meminta Pemkot Yogyakarta membuka ruang diskusi untuk masukan dari pelaku wisata. "Kami menyambut positif karena menyangkut aset heritage Yogykarta. Cuma ketersediaan kendaraan shuttle ini apakah mencukupi. Terutama saat high season. Ini yang jadi pertimbangan kami," katanya, Jumat (14/11).
Pertimbangan lainnya, karena anggota Asita yang jadwal acaranya padat. Terutama wisatawan dari Bali ke Yogyakarta yang datang pagi dan pulang malam. Selama ini wisatawan tersebut sudah memiliki program dengan rutin Borobodur dan Prambanan.
Menurutnya dari simulasi awal kemarin waktunya masih bisa karena dari Parkir Ngaben ke Kraton Yogyakarta hanya empat menit. Artinya tidak begitu menganggu program yang sudah ada.
"Tapi saat high season tidak bisa mengontrol jumlah wisatawan. Belum wisatawan domestik seperti wisata dari anak-anak sekolah," ujarnya.
Edwin menyebut dari Asita jumlah wisata yang menjadi skala prioritas yakni dari Jepang yang datang ke Yogyakarta melalui Bali setiap hari minimal 150 orang. Saat puncak liburan bahkan bisa mencapai dua kali lipat. Belum wisatawan Eropa dan Rusia yang juga melalui Bali.
Masukan juga termasuk untuk pertimbangan titik objek wisata yang dilalui kendaraan wisata. "Biasanya wisatawan dari kraton lalu ke Tamansar," katanya menambahkan.
Sementara itu Sekretaris Forum Komunikasi Kawasan Alun-Alun Utara selaku operator kendaraan wisata kraton, Krisnadi mengatakan dari hasil simulasi awal pihaknya masih mengkaji dan menghitung potensi penumpang. Ini untuk menentukan kebutuhan armada.
"Simulasi hasilnya mengukur jarak dan tempat pemberhentian tamu. Untuk kebutuhan armada kami belum,tahu jumlahnya karena masih menghitung potensi penumpang," ujarnya.
Pada uji coba awal saat pelaksanaan sekaten rencananya akan menyiapkan 5 sampai 10 armada. Rute saat simulasi awal dari Parkir Ngabean-Pagelaran-Keben Kraton- Magangan-Tamansari-Ngabean. Untuk menempuh rute itu butuh waktu sekitar 30 menit. Penentuan rute lainnya berkoordinasi dengan Asita.
Rencananya halte kendaraan wisata akan ditempatkan di beberapa titik di antaranya di selatan gedung PDHI dan Jogja Gallery di kawasan Alun-Alun Utara. Penumpang harus naik dan turun di halte. Rencananya rute lokasi wisata yang ditawarkan kendaraan wisata modelnya paket.
"Kendaraan wiasta ini kan salah satu pilihan. Masih ada transporitasi lain seperti becak, andong atau wistawan mau jalan kaki," katanya.