Kamis 13 Nov 2014 00:51 WIB

Faktor Aman, Harga Mati Kemajuan Pariwisata Bali

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Winda Destiana Putri
Pariwisata Bali (ilustrasi)
Foto: antara
Pariwisata Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Faktor keamanan menjadi harga mati sebagai syarat kemajuan pariwisata Bali.

Pasalnya, menurut Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, tanpa adanya keamanan, wisatawan tidak akan merasa nyaman tinggal di Bali.

"Tanpa adanya rasa aman dan nyaman, pariwisata Bali tidak akan ada artinya," kata Gubernur di Denpasar, Rabu (12/11).

Hal itu dikemukakan Pastika, saat membuka Sarasehan dan Seminar Nasional Upaya Deteksi Pencegahan paham Radikalisme dan Terorisme. Kegiatan diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI).

Menurut Pastika, IARMI hendaknya ikut berperan dalam mencegah tindakan radikal di Indonesia, salah satunya dengan melakukan upaya memberikan peringatan deteksi dini.

Dengan memberikan peringatan deteksi dini kepada masyarakat, hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah lebih cepat.

“Saya berharap dalam seminar, para peserta, khususnya anggota IARMI dan Menwa yang aktif, bisa diajarkan ciri-ciri mengenai radikalisme, sehingga bisa mengenali lebih cepat jika ada tanda-tanda radikalisme”, tambahnya.

Ketua DPP IARMI Bali yang juga Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, mengatakan, anggota IARMI adalah kumpulan orang-orang yang memiliki potensi sangat bagus. Karena katanya, semua anggota IARMI memiliki latar belakang pendidikan minimal Diploma III.

Sudikerta berharap, anggota IARMI bisa menjadi pionir dalam semua hal di dalam lingkungannya  didalam mendukung semua program pemerintah di dalam mewujudkan visi Bali  Mandara. "Kita harus mensinergikan potensi yang ada, untuk kemajuan Bali," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement