REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guna menggaet kunjungan wisatawan ke Jakarta, Jakarta Marathon 2014 kembali digelar untuk kedua kalinya.
Rencananya, dalam acara berskala internasional ini akan digelar atraksi budaya nusantara untuk semakin mengenalkan keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman, bahwa atraksi budaya nusantara tersebut merupakan upaya mengenalkan kebudayaan Indonesia ke mancanegara.
"Acara ini mengusung tema Festival City Marathon. Festival ini merupakan ciri khas yang membedakannya dengan 5.000 penyelenggaraan marathon di berbagai belahan dunia," katanya baru-baru ini.
Arie juga menambahkan festival ini juga merupakan ajang promosi pariwisata Indonesia. Pelaksanaannya di 20 lokasi yang akan dilalui peserta marathon pukul 05.00-11.00 WIB.
"Warga ataupun wisatawan, dapat memperoleh informasi secara langsung berbagai kebudayaan daerah. Hal ini diharapkan mensejajarkan acara Jakarta Marathon dengan acara serupa yang bergengsi di dunia," ungkapnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan respon positif ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang ikut menambah bobot penyelenggaraan festival yang kedua ini.
"Dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta benar-benar mengisi arti 'positioning' Jakarta Marathon sebagai Festival City Marathon," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar.
Suguhan budaya nusantara pada pelaksanaan Jakarta Marathon antara lain tifa dan yospa (Papua), dol dan tasa (Bengkulu), balegaur dan gamelan (Bali), kolintang dan idiokordo (Sulawesi), liong dan barongsai (Tionghoa) gambang kromong dan tanjidor (Jakarta), gendang dan baleg (NTB), gondang batak dan gondang sembilan (Sumatera Utara), serta panting dan kollatung (Kalimantan).
Atraksi kontemporer akan berupa pertunjukan disc jockey, jazz fusion, brass band, drumb band, dan drum percussion.