REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam lelang kopi spesial Indonesia di Indonesia Trade Expo di Kemayoran, Jakarta, kopi Arabika asal Pengalengan laku dengan harga Rp 219 juta. Kopi yang unik tersebut dibeli oleh dua kafe yang terkenal sebagai penyedia kopi khas dalam negeri, Anomali Coffee dan Common Ground.
Kopi tersebut diproduksi oleh Slamet Prayogo dan laku pada Jumat (10/10). Kopi yang dijual oleh PT Sinar Mayang Lestari itu berhasil dilelang dengan nilai 30 dollar AS per kilogram atau kurang lebih Rp 360 ribu per kilogram.
Anomali Coffee dan Common Ground berani menaruh harga tinggi bukan tanpa alasan. Salah satu pemilik Anomali Coffee, Irvan Helmi, mengungkapkan pihaknya tertarik dengan kopi tersebut karena memiliki detail rasa yang unik.
"Menurut Anomali dan Common Ground, kopinya sangat berbeda dengan yang lain. Kopi ini akan menghasilkan kopi yang unik, makanya kami jaga jangan sampai dijual di luar negeri,” kata Irvan.
Irvan mengatakan kopi bukan sekedar soal selera tetapi juga harus punya cerita. Ia melihat ada keunikan tersendiri dari kopi yang ia beli karena memiliki detail rasa seperti nangka, jeruk manis, melon, dan leci.
"Kenapa pasang di angka tersebut, di luar dari rasa kopi tapi juga punya cerita. Kopi ini ditanam di salah satu perkebunan yang cukup baru, dan rasanya juga unik percampuran seperti, nangka, jeruk manis, melon, leci. Selain itu, biasanya kopi Indonesia kental dan asam sangat rendah. Sedangkan ini menarik karena keasamannya tinggi,” jelasnya.
Lelang Kopi Spesial Indonesia tahun ini diikuti oleh 145 sampel kopi dari seluruh Indonesia dan menyisakan hanya 30 finalis. Irvan, selaku ketua panitia lelang, mengakui keikutsertaan tahun ini lebih tinggi dari sebelumnya.
Hal lain yang juga menarik adalah dari sekitar 85 pembeli yang datang ke acara lelang, mayoritas adalah pembeli lokal. "Ini indikasi bagus, artinya permintaan lokal meningkat," ujarnya sambil menyebutkan hanya dua kopi yang tidak laku dilelang.