Rabu 08 Oct 2014 18:11 WIB

Orang Indonesia Ternyata Sangat Jarang Makan Labu

Menu sup dari labu.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Menu sup dari labu.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Managing Director PT East West Seed Indonesia, Glenn Pardede mengatakan konsumsi labu masyarakat Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara Filipina.

"Konsumsi labu masyarakat Filiphina delapan kali lebih tinggi dari Indonesia. Hal ini dilihat dari jumlah benih labu yang digunakan untuk mencukupi ketersediaan labu di negara tersebut," kata Glenn dalam acara Festival Labu Nusantara, di Kampus IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (8/10).

Ia mengatakan negara dengan jumlah konsumsi labu tertinggi di dunia, lanjut Glenn adalah Amerika Serikat yang mencapai 700 juta kg atau 700.000 ton per tahun. "Di Amerikan Serikat itu, 1 orang makan sekitar 3 kg labu per kapita per tahun," kata Glenn.

Rendahnya jumlah konsumsi labu di Indonesia pada hari-hari biasa membuat petani labu juga lesu, karena labu hanya banyak dibeli pada saat bulan Ramadhan. Padahal, lanjut Glenn, labu adalah jenis makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi, serta kandungan nutrisi utama berupa antioksidan yang tinggi pula berupa senyawa B-karoten, vitami A dan C.

"Hal ini menjadi tantangan di Indonesia, konsumsi masyarakat yang sedikit karena lebih belum terlalu banyak olahan labu, kurangnya informasi kandungan gizi yang ada di dalamnya, harus kita sosialisasikan, agar masyarakat merasakan manfaatnya labu tidak hanya di bulan Ramadhan saja," kata Glenn.

Glenn mengatakan, sebagai produsen benih sayuran hibrida, pihaknya menjual benih ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Dari jumlah penjualan benih labu, negara yang paling sedikit jumlah pembelian benih labu adalah Indonesia.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian IPB, Dr Ernan Rustian mengatakan, tanaman labu memiliki potensi besar dari segi pertanian, bisnis dan sosial ekonomi masyarakat. Tanaman labu juga memiliki ciri khas kemudahan dalam menanami di lahan yang tidak perlu memiliki sumber air banyak.

"Jadi sudah seharusnya potensi labu ini dikembangkan karena memiliki potensi sangat besar, bagi sektor pertanian dan gizi masyarakat," kata Ernan.

Peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan labu sangat diperlukan mengingat kandungan nutrisi dalam labu yang tinggi akan vitamin A, C dan Betakaroten, selain itu olahan dari Labu diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai penunjang Diversifikasi Pangan Nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement