REPUBLIKA.CO.ID,WONOSOBO--Mendengar kata Dieng, pikiran akan tertuju kepada alam pegunung di kawasan yang terletak di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kawasan ini menawarkan keindahan panorama alam. Maka tidak heran jika Dieng menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang dimiliki oleh Jawa Tengah.
Rabu (1/10) pukul 03.00 dinihari, Republika bersama rombongan bergerak dari penginapan yang berkonsep homestay menuju bukit Cikunir. Dari bukit yang berada di ketinggian sekitar 2.800 di atas permukaan laut ini, nampak terhampar tanaman kentang. Hanya beberapa lahan yang tampak terdapat tanaman keras seperti Carica, Terong Belanda, dan eucalyptus.
“Tanah disini itu kalau kena hujan akan longsor,” ujar seorang fasilitator dari Strengthening Commonity Based Forest and Watershed Management (SCBFWM) Eko.
Tak pelak, SCBFWM bersama Kementerian Perhutanan terus memberikan penyadaran akan dampak lingkungan hutan apabila terjadi penanaman kentang secara besar-besaran. Sementara tidak terdapat tanaman keras yang bisa mencegah terjadinya erosi.
Banyak tanaman selain kentang yang bisa dibudidayakan di kawasan Dieng. Disamping tidak membutuhkan modal yang besar selain kentang, juga ramah terhadap lingkungan. Tanaman Carica dan Terong Belanda menjadi tanaman yang direkomendasikan.
Khususnya Carica, saat ini telah banyak dikembangkan menjadi berbagai macam makanan olahan berupa manisan, keripik, dan dodol.
Sri Endarwati, salah seorang yang mengembangkan carica menjadi bahan makanan olahan mengakui, perawatannya carica tidak sulit serta ramah lingkungan.
“Susah mencari pekerja lahan, sekarang malah lebih memilih mengelola Carica karena enak nggak kepanasan,” ujar Endarwati.
Selain tanaman Carica dan Terong Belanda, Purwaceng juga dapat ditemui pada kawasan Dieng. Purwaceng merupakan jenis tumbuhan herbal yang berkhasiat meningkatkan stamina. Rasanya manis saat Republika mencicipi.