Ahad 21 Sep 2014 23:51 WIB

Cerita Sukses Dodol Garut (1)

Rep: Angga Indrawan/ Red: Agung Sasongko
WCC belajar tata cara membuat dodol di Garut.
Foto: WCC
WCC belajar tata cara membuat dodol di Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Berada di Jalan Pasundan.Pabrik dodol terbesar di Garut itu bernama Picnic. Merek yang sudah tak asing lagi bagi generasi yang lahir di era 5070-an. Dodol yang digadanggadang menjadi pioner penggebrak pasar nasional yang saat itu masih dirundung dikotomi "makanan kampung dan makanan kota". Dodol Picnic, kuliner Garut yang meng angkat harkat dan derajat dodol, makanan kampung yang kini menjadi makanan berkelas kota.

Pabrik itu terlihat sepi. Pintu gerbang cokelat tertutup rapat sehingga tampak luar seperti tiada aktivitas. Bunyi bising yang semestinya menjadi polusi suara sebuah pa brik, tak bergaung di pintu gerbangnya. Bunyi lalu-lalang mobil dan motor yang dominan terdengar di luar. Maklum, laju kencang kendaraan Garut tak bisa dihindari. Kota ini hanya punya dua lampu merah di pusat kotanya.

Dodol Picnic mewarnai kejayaan kuliner Garut sejak 1949. Dodol Picnic berawal dari buah tangan ajibnan ajaib Nek Patimah, yang membuat penganan dodol yang dijualnya di keramaian pasar Kota Garut. Namun begitu, tonggak sejarah keberadaan nama Picnic Garut tepatnya saat usaha ini mulai dirintis oleh kedua anaknya, Iton Damiri dan Aam Mawardi, pada 1957.

Dodol Picnic sejarahnya cukup panjang dan punya kisah yang menarik. Awalnya, dodol masih dijuluki makanan kampung yang tentunya kalah saing dengan beberapa jajanan yang didatangkan dari luar negeri seperti wafer dan cokelat. Hal ini yang kemudian membuat dodol buatan Iton Damiri dan Aam Mawardi tak luput puluhan kali ditolak beberapa toko dan kios pasar.

Terciptalah ide untuk menjual dodol mereka ke salah satu pasar ternama di Kota Bandung. Toko itu berada di daerah Pasir Koja, bernama toko Picnic yang memang menjadi toko legendaris penjual makanan terbesar di Kota Kembang. Setelah menimbang soal pemberian nama, maka dijuallah dodol mereka dengan nama Dodol Picnic.

"Kerja keras, tawadhu, dan berserah diri adalah kunci dari semua perjuangan," ujar H Ato Hermanto, penerus kebesaran kejayaan Dodol Picnic hari ini. Menurut Ato, sebelum nama Picnic, dodol yang dibuat para leluhurnya itu dijual dengan berganti nama berkali kali. Mulai dari dodol merek "Patimah", "Herlina", hingga dodol dengan merek "Purnama".

Ato menyambut kedatangan kami dengan style-nya yang begitu sederhana. Pembawaannya tak menunjukkan dia sebagai bos besar meski statusnya merupakan Direktur Utama PT Herlinah Cipta Pratama, perusahaan yang kini menjadi tempat bernaung produksi Dodol Picnic. Ato Hermanto mewarisi perusahaan keluarga, yang beberapa jajaran petinggi lainnya merupakan anak cucu dari sang perintis, Iton Damiri dan Aam Mawardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement