REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Aspek budaya dan makna filosofi dari pembuatan batik sangat diperhatikan karena batik berangkat dari budaya, terlebih kepada batik keraton.
“Ada dua dalam batik yang ditekankan yaitu aspek budaya dan teknologi,” kata Asisten Manajer PT Batik Danar Hadi Asti Suryo Astuti, Sabtu (20/9).
Pada batik Keraton, ujarnya, suatu tatanan atau aturan harus diperhatikan. Sebab, batik yang berkembang di Keraton merupakan ungkapan hati sanubari sang pembatik. Di setiap goresan motifnya, terdapat doa dan harapan dari orang yang memakainya. Supaya segala sesuatunya terlindungi oleh Allah.
Perkembangan teknologi yang semakin maju, kata Astuti, membuat aspek ini juga tidak bisa ditinggalkan. Maka dengan perkembangan tersebut, lahirlah yang disebut dengan batik cap. Batik cap baru muncul setelah abad 20 untuk keperluan industri.
Terdapat dua proses pembuatan batik diperkenalkan kepada Republika saat berkunjung di Pabrik Danar Hadi. Yaitu, batik tulis dan cap. Proses pembuatan batik tulis, dimulai dari proses nyorek, yaitu memindahkan motif dari kertas ke kain.
Proses nyorek dikerjakan oleh 10 orang. Para penyorek melakukan pemindahan motif dari kertas ke kain dengan menggaris-garis motif yang sudah tersedia dengan menggunakan pensil.
“Ini cuma menirulah motif yang sudah ada di kertas,” ujar Ali, yang sudah 15 tahun menjadi pekerja nyorek di PT. Batik Danar Hadi.
Setelah nyorek selesai, kata Ali, dibatik merupakan langkah berikutnya. Setelah itu, baru masuk kepada proses pewarnaan. Proses pewarnaan sendiri tergantung kepada pesanan. Menurut Ali, pewarnaan bisa dilakukan sebanyak 4-5 kali.
Tahapan yang paling lama dalam proses pembuatan batik yaitu di proses membatik. Menurut Ali, satu potong bisa diselesaikan 4-5 hari.
Selanjutnya, Republika, melihat langsung proses pembuatan batik cap. Para pengecap seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Para pengecap sudah siap dengan stempel cap batik berukuran besar. Kain putih kemudian dicap dengan lilin panas berwarna hitam.
Supriadi, salah seorang pengawas di Pabrik tersebut mengatakan, setelah pengecapan selesai, proses selanjutnya yaitu dicolet. Colet merupakan proses pewarnaan setelah dilakukan cap.
Bahan kain yang digunakan bermacam-macama antara lain, Primis Sima, Sifon, dan Sutra Jepara. Ukurannya pun beraneka ragam mulai dari 2-4 meter. Agar warna tidak luntur maka dilakukan sir. Sir merupakan bahan untuk mengancing warna.
Setiap bulannya, Batik Danar Hadi mampu menghasilkan enam ribu potong batik. Enam ribu batik yang dihasilkan setiap bulannya bermacam motif jenis batik.