REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan khas Indonesia sayangnya kerap tidak konsisten dari segi rasa. Mencicipi rendang di rumah makan A, bisa jadi rasanya berbeda dengan rumah makan B.
Rasa yang tidak konsisten tersebut menjadi perhatian Kemenparekraf. Agustin, dari Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, mengatakan untuk mempromosikan makanan Indonesia pemerintah pun rajin membuat coaching clinic dengan pelaku usaha restoran hingga koki. Tujuannya, agar ditemukan kesamaan rasa dalam setiap makanan Indonesia yang jadi unggulan.
''Sering kali saat makan rendang di rumah makan di Belanda, rasanya kok beda dengan yang biasa dicicipi di Tanah Air. Kami mau buat konsistensi rasa dengan para pemilik restoran Indonesia di luar negeri. Menyamakan persepsi, terutama rasa,'' kata Agustin memaparkan, saat ditemui di sela-sela promosi 30 makanan ikonik Indonesia, di Cafe Bogor Hotel Borobudur, Senin (15/9).
Menurut Agustin, pemerintah berkeinginan setidak rasa makanan Indonesia di luar negeri bisa agak sama dengan rasa makanan di dalam negeri. Kendala untuk mencapai itu dikatakan Agustin terletak dari segi bahan baku.
Meski bahan baku makanan Indonesia umumnya mudah ditemukan, tapi masih ada beberapa yang tidak selalu bisa didapat. ''Pemerintah ke depan berusaha mempermudah ekspor bahan baku, ini agar kebijakannya selaras,'' ujarnya.
Untuk mempopulerkan makanan Indonesia, pemerintah memprogramkan kerja sama dengan restoran Indonesia di luar negeri hingga hotel besar. Kerja sama dibuat tak hanya dalam bentuk promosi makanan Indonesia, tapi juga pelajaran memasak makanan Indonesia dan diskusi tentang kuliner.