REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Hewan paling berbahaya belum tentu yang bertubuh besar atau wajah menakutkan. Hewan-hewan kecil ternyata banyak yang bersifat mematikan.
ROLers, berikut adalah 10 hewan paling berbahaya di dunia, dilansir dari the 10 Most Today, Selasa (16/9).
6. Hiu putih raksasa
Hiu putih raksasa alias Great White Shark adalah spesies paling mematikan. Jenis hiu ini menjadi ikon bagi film berjudul 'Shark' yang populer pada 1975 dan disutradarai oleh Steven Spielberg.
Citra hiu putih memang melekat sebagai pemakan manusia. Hiu ini merupakan satu dari empat jenis hiu yang terlibat dalam sejumlah serangan mematikan ditahun 1990. Setidaknya ada 139 serangan hiu putih dan 29 di antaranya meninggal rata-rata setiap tahun.
7. Beruang grizzly
Beruang grizzly berbeda dengan beruang hitam lainnya. Mereka bisa memanjat pohon, jadi mangsa tidak akan bisa lari menyelamatkan diri. Sebagian besar serangan beruang grizzly dilakukan dalam jarak dekat, terutama jika dia sedang kelaparan, membutuhkan persediaan makanan atau untuk melindungi anak-anaknya.
8. Singa Afrika
Singa biasanya tidak memakan manusia. Namun, dalam beberapa kasus, Singa Jantan Afrika tampaknya gemar mencari mangsa manusia. Setidaknya 28 pekerja kereta api tercatat secara resmi dimangsa singa selama ini sembilan bulan di Kenya pada periode 1898 dan 1991. Singa ini juga memakan enam korban di Zambia.
9. Gajah
Gajah dapat menunjukkan perilaku agresif dan terlibat dalam tindakan destruktif terhadap manusia. Di India, gajah jantan sering masuk desa dimalam hari dan menghancurkan rumah, juga membunuh orang.
Gajah menewaskan sekitar 300 orang sepanjang 2000-2004 di Jharkhand, India. Sepanjang 2001-2006, gajah juga menewaskan 239 orang di Assam.
10. Ubur-ubur kotak
Ubur-ubur kota atau box jellyfish terlibat dalam beberapa kasus kematian manusia. Penelitian menunjukkan bahwa racun dari ubur-ubur ini dapat menyebabkan manusia mati dalam hitungan 2-5 menit.
Spesies Chirodropid fleckeri telah menyebabkan 64 kematian sejak 1883. Di Malay Archipelago, termasuk Filiphina, ubur-ubur ini telah menewaskan rata-rata 20-40 orang setiap tahunnya. Keterbatasan penelitian dan antivenom membuat ubur-ubur ini tak mudah ditaklukkan.