REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tak salah menyebut Bandung sebagai kota kuliner. Di kota ini, banyak ragam makanan khas yang memiliki cita rasa tinggi. Salah satu makanan yang pernah menjadi idola semua kalangan adalah es lili.
Es lilin adalah salah satu makanan penyegar yang pernah populer di Tatar Sunda , sejak zaman kemerdekaan hingga tahun 80-an. namun makanan legenda ini masih tetap menggoba. Buktinya masih banyak usaha kecil menengah (UKM) di Kota Bandung yang memproduksi es lilin dengan proses pembuatan dengan menggunakan teknologi.
Menurut penuturan A Suriatna (65 tahun), salah seorang tokoh yang pernah mengalami masa kejayaan es lilin di Kota Bandung, makanan ini disukai seluruh kalangan. Ia mencoba mengingat kembali memorinya ketika es lilin menjadi makanan primadona seluruh lapisan masyarakat.
‘’Es lilin adalah makanan yang tak mengenal kelas. Masyarakat kelas bawah dan kelas atas sama-sama menyukai makanan ini. Dan harga es lilin ini terjangkau oleh kalangan manapun,’’ujar dia kepada ROL, Kamis (11/9).
Es lilin, kata Supriatna, pernah menjadi makanan favorit masyarakat Kota Bandung antara tahun 1950 hingga 1980. Meski udaya kota ini saat itu tergolong dingin, namun rasa es lilin tetap menggoda. Saat itu, kata dia, rasa es lilin masih sangat terbatas. Meski tak memiliki banyak varian rasa, es yang satu ini tetap digemari.
‘’Pedagang es lilin tempo dulu dengan cara didorong. Pedagang berkeliling keluar masuk perkampungan di Kota Bandung,’’ujar dia.
Setelah tahun 1980, lanjut Supriatna, keberadaan es lilin mulai surut. Ini terjadi lantaran masuknya es krim produk barat. Berkembangnya es krim produk negara Eropa atau barat, kata dia, tak lepas dari lahirnya undang-undang penanaman modal asing (PMA).
Sejak UU tersebut diberlakukan, kata dia, keberadaan es lilin pun mulai tergeserkan oleh es krim produk industri. ‘’Sekarang sangat sulit mencari tukang es lilin keliling. Semua sudah diganti dengan produk industry,’’kata dia.