Selasa 09 Sep 2014 13:16 WIB
Konsultasi Keuangan

Sudah Idealkah Pengeluaran Saya?

.
Foto: Prayogi/Republika
.

REPUBLIKA.CO.ID, Salam hangat, Saya Pita ibu bekerja dengan 1 anak umur 5 bulan.  Total penghasilan saya dan suami kurang lebih 1 bulannya Rp 6 juta Rupiah.  Selama ini saya dan suami masih tinggal bersama dengan ibu saya, karena saya anak terakhir yang tidak boleh jauh-jauh dari mereka.

Tetapi karena saya sudah berkeluarga dan memiliki anak, pastinya saya juga ingin memiliki rumah sendiri.

Pengeluaran rutin tiap bulan adalah sebagai berikut :

Untuk ibu dan ibu mertua = Rp 1 juta

Asuransi suami = Rp 600 ribu

Biaya transportasi untuk kerja = Rp 200 ribu

Saya bisa menabung untuk 1 bulan hampir 50 persen dari total penghasilan. Saya juga ingin investasi, jadi uang tersebut tidak hanya diputar di tabungan, tapi masih belum ada yang saya jalankan.

Sudah idealkah pengeluaran dan pemasukan bulanan saya?

Cara menabung yang seperti apa dan bagaimana agar saya bisa membeli rumah?

Pita, Surabaya

 

Jawaban WF 19

Salam hangat juga Bu Pita.

Harus saya katakan Anda termasuk keluarga yang luar biasa Bu Pita, dari data yang Anda kemukakan biaya hidup berkisar 20 persen per bulan merupakan hal yang langka. Apalagi bisa menyisihkan tabungan per bulannya hingga 50 persen (Rp 3 juta).

Terkait pertanyaan Anda, sudah idealkah pengeluaran dan pemasukan bulanan saya?

Jika berpatokan pada kondisi saat ini, mungkin bisa dikatakan pemasukan dan pengeluaran bulanan Anda sudah termasuk ideal.  Tetapi jika melihat dari kondisi keluarga Anda, dengan banyaknya mimpi keuangan yang nanti mau dijalankan, mungkin lebih tepat kita sebut alokasi penghasilan yang sehat.

Layaknya keluarga muda, Anda sudah tepat untuk memiliki rumah sendiri, setelah anak Anda mulai masuk taman bermain atau PUD, otomatis Anda sudah harus berpikir untuk mempersiapkan biaya-biaya sekolahnya, mulai dari masuk TK hingga PT (Perguruan Tinggi), liburan setelah hampir sepanjang tahun bekerja, hingga pensiun nantinya. Mana yang harus direncanakan terlebih dahulu, di sinilah kita mulai bermain angka-angkanya.

Sebelum membahas alokasi penghasilan yang sehat, ada baiknya Anda memikirkan kembali alokasi untuk asuransi suami.  Jika hari ini Anda mengeluarkan biaya asuransi sebesar Rp 600 ribu, dengan kondisi suami istri bekerja, Anda bisa mengalihkannya ke produk paper aset lainnya seperti reksadana.  Kalaupun mau tetap menyisihkan asuransi, bisa setengahnya atau 5 persen dari total pemasukan.

Sekarang seperti apa alokasi penghasilan yang sehat?

Walau keyakinan dan tujuan hidup apalagi keuangan kita bisa berbeda-beda, tetapi secara umum ada kesamaan, yakni :

1.    Kewajiban keuangan

Beberapa keluarga muda langsung terjebak dengan utang, entah utang kartu kredit, utang rumah atau kendaraan.  Dikarenakan Anda berkeinginan memiliki rumah, tentunya Anda akan berutang, apakah nanti lewat saudara atau lembaga keuangan. Menyisihkan Rp 1 juta per bulan buat ibu dan mertua, ini merupakan kewajiban yang harus Anda catat sebagai salah satu cara Anda berbakti kepada kedua orang tua (suami dan Anda).

Setelah nantinya Anda memiliki utang, maksimal 30 persen dari total semua utang yang harus Anda sisihkan.  Semakin cepat Anda melunasi akan semakin baik, sehingga pos utang Anda nantinya bisa buat pos-pos mimpi keuangan yang lain.

2.    Kewajiban sosial dan spiritual

Jika di Muslim ada kewajiban untuk membersihkan hartanya 2,5 persen dan di kalangan Nasrani dikenal istilah per puluhan atau 10 persen, maka sebagai keluarga yang bersyukur, alangkah baiknya untuk menyisihkan kewajiban spiritual dan membuat anggaran atau pos kewajiban sosial.

Untuk hal ini, tentu Anda lebih tahu berapa kira-kira kebutuhan pastinya buat kewajiban sosial dan spiritual keluarga Anda.

3.    Dana darurat

Salah satu yang tidak pernah kita pastikan adalah masa depan, jadi ketimbang kita pusing memikirkannya, alangkah baiknya mempersiapkan sebelum kejadian. Misalkan faktor PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), pensiun dini entah karena perusahaan bangkrut atau Anda mengundurkan diri, kecelakaan tiba-tiba, saudara yang meminjam uang karena sangat membutuhkan dan lain-lain.

Intinya adalah kejadian tidak terduga, yang akan kita alami.

Persentasenya adalah 6 kali pengeluaran bulanan untuk Anda yang sudah menikah, 9 kali jika punya anak satu, 12 kali jika punya anak dua dan seterusnya.

Adapun persentasenya berkisar 5-10 persen dari income Anda, dan bisa Anda cicil untuk Anda tabung secara mandiri.

Jika ada bonus tahunan, THR atau komisi bulanan, baik dari suami atau Anda sendiri, maka anggarkan untuk memenuhi pos anggaran dana darurat.

4.    Proteksi

Untuk proteksi persentasenya berkisar 5-10 persen dari pendapatan bulanan Anda.

5.    Lain-lain

Anggaran atau pos ini berbeda antara satu keluarga dan keluarga lainnya.  Tetapi paling tidak Anda memberi porsi lebih buat hobi, rekreasi, pengembangan diri, kesehatan, shopping dan lain-lain. Persentasenya berkisar 10-17,5 persen dari pendapatan bulanan.

6.    Investasi

Investasi selain tergantung dari jangka waktunya juga kesiapan Anda menerima resiko apakah tipe konservatif, moderat atau agresif.  Selain itu untuk apa Anda berinvestasi? Apakah buat liburan, pensiun, umrah atau naik haji dan lain-lain.

Buat gambaran persentase, karena banyaknya mimpi-mimpi keuangan yang mau kita penuhi idealnya adalah 30 persen, jika tanpa hutang. Jika masih ada hutang berkisar 10-15 persen.

Untuk ragam atau produk Investasi, bisa di sektor riil seperti menjual produk atau jasa atau di paper asset seperti saham, reksadana dan lain-lain.

 

7.    Pengeluaran rutin bulanan atau belanja keluarga

Setelah pos-pos di atas, barulah Anda melihat kebutuhan belanja bulanan Anda.  Apakah termasuk family & personal care seperti sabun, shampoo dan lain-lain, fresh care seperti makanan dan minuman yang segar, buah-buahan, ikan, susu dan lain-lain, lalu frozen care seperti beras, minyak, bumbu masak dan sebagainya.

Selain itu ada anggaran transportasi, konsumsi listrik, air, telepon.

Untuk pengeluaran rutin bulanan atau belanja bulanan, karena tiap rumah tangga berbeda, persentasenya berkisar 40-70 persen.

Semakin kecil, semakin baik, jika tidak atau melebihi budget, berarti Anda harus siap-siap mencari penghasilan lain agar mimpi-mimpi keuangan yang lain terpenuhi.

Adapun gaya hidup bisa Anda lakukan dengan menabung terlebih dahulu atau ketika semua kewajiban di atas terpenuhi. Terkait pertanyaan Anda, cara menabung yang seperti apa dan bagaimana agar saya bisa membeli rumah?

Untuk rumah tentunya Anda harus berinvestasi dan syarat dasar berinvestasi adalah harus bisa melewati inflasi riil sebesar 10-12 persen per tahun. Produk apa saja yang bisa melewati atau mengungguli inflasi riil tersebut? Banyak sekali, salah satunya emas, saham, reksadana dan lainnya.

Buat syarat-syarat pengajuan pinjaman ke lembaga keuangan, khususnya bank, bisa Anda lihat di link di bawah ini

http://www.republika.co.id/berita/konsultasi/motivasi-keuangan/14/09/02/nb92eb-solusi-kpr-bagi-pelaut

Selamat berinvestasi dan mengatur alokasi penghasilan yang sehat!

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement