REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perceraian itu sulit bagi seluruh pihak yang terlibat. Terutama bagi suami, karena mereka biasanya sulit mengungkapkan apa yang dirasakan saat sidang perceraian.
Bila perceraian telah di depan mata, yang bisa dilakukan berikutnya adalah menatap ke depan. Termasuk dalam urusan keuangan.
Seorang pengacara pernikahan di Weinberger Law Group, Baru Zell Weinberger mengatakan keuangan adalah masalah krusial dalam perceraian, khususnya untuk pria. Berikut adalah beberapa nasihat keuangan yang diperlukan oleh pria yang akan bercerai, dilansir dari the Week, Selasa (9/9).
1. Biaya perceraian
Biaya pernikahan akan jauh lebih ringan ketimbang biaya perceraian. Jika saat menikah Anda hanya mengeluarkan biaya untuk penghulu dan wali hakim, maka ketika bercerai Anda memerlukan biaya untuk pengacara dan ahli, pembagian harta warisan perkawinan, tunjangan untuk anak, dan banyak lagi biaya lainnya. Tarifnya juga meningkat secara eksponensial. Apalagi jika perceraian Anda membutuhkan akuntan forensik atau konselor pernikahan.
Weinberger menasihati, laki-laki dan wanita yang akan bercerai harus berpikir ketika mereka ingin menggugat perceraian. Semakin banyak uang yang Anda habiskan untuk perceraian, semakin sedikit uang yang Anda wariskan kepada anak-anak Anda. Ingat, anak-anak membutuhkan biaya jangka panjang yang tentunya tidak sedikit.
2. Jangan terlalu bangga membayar tunjangan
Tunjangan menawarkan bantuan finansial untuk pasangan, terutama jika salah satunya, suami atau istri yang harus meninggalkan pekerjaannya untuk fokus pada keluarganya dalam waktu pernikahan panjang.
Sayangnya, ada dampak psikologis yang dirasakan pria setelah bercerai. Dia merasa mantan istrinya tidak layak lagi menerima tunjangan pribadi, padahal istrinya itu merawat anak-anaknya setelah bercerai. Dalam hal ini, Anda harus mengontrol emosi dan akal sehat Anda.
3. Jangan terlalu bangga mengumpulkan tunjangan
Jika seorang wanita memiliki penghasilan lebih di atas suaminya atau jika sang suami tinggal di rumah orang tuanya sementara Anda bekerja, maka mantan suami bisa menerima tunjangan sekiranya anak-anak ikut bersamanya. Menurut American Academy of Matrimonial Lawyers, 56 persen pengacara perceraian telah melihat peningkatan wanita membayar tunjangan untuk anak.
Tapi, ada dampak psikologis dari pria yang menerima tunjangan. Sebagian dari mereka mengatakan, "Bagaimana orang-orang melihatku nanti?".
Namun faktanya, jika memang penghasilan istri jauh di atas suami, sedangkan anak-anak akan tinggal bersama suami setelah bercerai, maka istri boleh memberikan tunjangan untuk mantan suaminya.