REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Jalan-jalan ke berbagai tujuan wisata kini telah menjadi sebuah gaya hidup. Trennya pun sudah banyak berubah.
“Wisatawan telah pintar memilih penerbangan yang sesuai dengan kebutuhan, namun masih banyak
juga yang memilih berdasarkan harga,” jelas Senior Manager Digital Marketing Garuda Indonesia Anna Evrida Dartania, Ahad (7/9)
Padahal, menurutnya, harga bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sebuah penerbangan terbaik. Jam keberangkatan dan kedatangan, lama waktu terbang, banyak dan lama perhentian, juga merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pengalaman terbang terbaik, terutama untuk liburan jarak jauh yang singkat.
Ia melihat, tren wisata yang digemari generasi muda Indonesia adalah mengunjungi daerah yang belum banyak didatangi oleh wisatawan umum. Sehingga mereka berkesempatan untuk menginspirasi orang lain dengan berbagi di sosial media, seperti yang terlihat dalam pencarian tujuan wisata di Skyscanner. Tercatat, Timor Leste menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang mulai banyak digemari di tahun 2013.
Semakin bertambahnya pilihan pesawat bertarif rendah ke luar negeri juga mengubah tren tujuan berwisata. Data Skyscanner dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa 80% pencarian di Indonesia adalah penerbangan domestik.
“Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas lebih dari 17 ribu pulau sehingga kebutuhan untuk terbang sangat penting. Masih banyak destinasi lokal yang tak kalah cantiknya dengan destinasi di luar,” ungkap Direktur Pencitraan Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Ratna Suranti.