Rabu 03 Sep 2014 07:49 WIB

Wamenparekraf Puji Gunung Krakatau Dijadikan Inspirasi Produk Kreatif

Gelaran festival Krakatau 2014
Gelaran festival Krakatau 2014

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyambut baik diluncurkannya buku kumpulan puisi bertajuk 'The Song of Krakatoa' (Dendang Krakatau) dan puluhan lukisan bertema 'Color Motion Claimed the Wrath Krakatoa" karya Dito Aritonang. 

Sapta mengatakan, sejak meletus dengan dahsyatnya Gunung Krakatau di tahun 1883, hanya penyair Muhammad Saleh yang memberi kesaksian dalam “Syair Lampung Karam” (1884). Sejak itu belum ada lagi penyair Indonesia yang tertarik melukiskan fenomena Krakatau ke dalam puisinya.

“Kini muncul salah seorang putra daerah dari Kalianda (Lampung Selatan), Diro Aritonang. Ia tak hanya menulis puisi. Melainkan juga menorehkannya dalam bentuk visual. Puisi-puisi Diro, seperti juga lukisan-lukisannya, adalah kekayaan warna, di mana dua karya ini menjadi cara dia menangkap ketakjuban Krakatau,” ujar Sapta Nirwandar di gelaran Festival Krakatau 2014 akhir pekan kemarin. 

Lebih jauh Sapta mengatakan, karya lukis milik Dito sebagai produk kreatif dapat menjadi potensi yang kuat bagi Provinsi Lampung. 

Lukisan milik Dito berbeda dengan lukisan lainnya, karena menggunakan abu vulkanik Krakatau dengan getah pohon jarak sebagai perekat. 

“Coba, lukisan-lukisan ini kan bisa direproduksi lagi dalam bentuk foto, postcard, dan media lainnya. Ini kanluar biasa. Sebuah karya original anak asli Kalianda," kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement