Sabtu 30 Aug 2014 17:50 WIB

Bidik 20 Juta Wisman, Pariwisata Indonesia Wajib Berbenah

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (memukul gong) saat membuka ajang ITCEF 2014
Foto: dsp
Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (memukul gong) saat membuka ajang ITCEF 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tantangan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia ke depan semakin besar. Apalagi presiden terpilih Joko Widodo memiliki program peningkatan kunjungan wisatawan mencapai 20 juta orang pada 2019.

"Saat ini kita baru bisa mendapat 10 juta wisatawan, maka ini adalah tantangan besar untuk pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar dalam sambutannya saat membuka Indonesia Tourism & Creative Economy Fair (ITCEF) 2014, di Jakarta.

Untuk mencapai target angka tersebut, ujar Sapta, perlu kerjasama yang baik antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk melakukan perbaikan atas segala kendala yang masih menghantui pariwisata Indonesia. 

Salah satunya adalah perbaikan infrastruktur. "Selain itu juga soal angkutan. Seat capacity harus ditingkatkan. Kita perlu agresif soal airline," ujar Sapta. 

Dibanding dengan negara ASEAN lainnya seperti Cina, Thailand, Malaysia atau Singapura yang rata-rata bisa mendatangkan 4,5 juta wisatawan, Indonesia masih tertinggal jauh. 

"Padahal jumlah wisatawan dari negara di sekitar kita tinggi. Australia misalnya, yang mencapai 12 juta. Tapi kita baru bisa menjaring belum sampai satu juta. Begitu juga negara-negara Timur Tengah," kata Sapta. 

Untuk itu ia memandang penting ajang seperti ITCEF. Di acara ini pelaku industri dapat bertemu dan saling bertukar informasi dengan segala potensi yang ada. 

"Jadi tidak hanya business to business (B to B), tapi juga Business to Customer (B to C)," ujar Sapta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement