Selasa 19 Aug 2014 14:32 WIB

Berpotensi Besar, Pariwisata Indonesia Harus Ambil Peluang pada MEA

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (berbicara) saat menghadiri ajang
Foto: Puskompublik Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (berbicara) saat menghadiri ajang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling siap memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Bahkan peluang yang bisa diraih sektor pariwisata lebih besar dibanding dengan tantangan berupa persaingan yang harus dihadapi. 

"Banyak yang bilang apa kita siap menghadapi MEA? Seharusnya pola pikirnya tidak seperti itu, tapi apa yang harus kita lakukan secara bersama-sama untuk menghadapi MEA," ujar Mari Elka Pangestu saat membuka Konferensi Nasional Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata yang Kompeten dan Berdaya Saing dalam Mengantisipasi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Selasa (19/8). 

Mari menuturkan Indonesia harus menjadi negara terdepan yang mengambil peluang dalam era yang akan berlaku di akhir tahun 2015 ini. "Kita punya potensi, maka kita yang harus ambil peluang," ujar Mari. 

Potensi yang dimiliki Indonesia, kata Mari, dapat dilihat dari daya saing pariwisata Indonesia yang terus membaik, terutama untuk kategori budaya (culture and heritage), sumber daya alam (rich natural resources) dan harga (value for money). 

"Menurut data The Travel and Tourism Competitiveness Index yang dilansir World Economic Forum (WEF) 2013, daya saing pariwisata Indonesia naik 4 tingkat, bila tahun 2012 berada di peringkat 74, tahun 2013 naik di peringkat 70," kata mantan menteri perdagangan ini. 

Peluang lainnya adalah dengan semakin membaiknya pariwisata ASEAN yang akan mendorong meningkatnya kunjungan wisman dari kawasan ASEAN ke negara anggota termasuk Indonesia. Hal ini seiring diberlakukannya kebijakan single destination dan common visa ASEAN.  

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah sumber daya manusia. Sejak 2007 Mari mengatakan pihaknya telah melakukan program sertifikasi sebanyak 64.127 tenaga kerja bidang pariwisata. Antara lain di bidang hotel dan restoran, spa, biro perjalanan wisata, MICE, tour leader, jasa boga, maupun minat khusus seperti arung jeram dan selam.

Mari berharap ke depannya SDM profesional yang sesuai dengan standard kompetensi untuk pariwisata di Indonesia terus bertambah, mencapai 10 juta sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang.  

"Inilah tujuan konferensi kita hari ini, stakeholders harus berpartisipasi aktif menyiapkan tenaga kerja pariwisata di Indonesia agar semua pihak mempunyai pemahaman yang sama dan melakukan langkah antisipasi bersama," ujar Mari . 

Selain itu, lanjut Mari, harus juga menyelesaikan sejumlah kendala di pariwisata Indonesia, diantaranya infrastruktur dan aksesibilitas, serta konektivitas penerbangan dari negara-negara sumber wisman ke destinasi pariwisata unggulan di Indonesia. 

"Diversifikasi produk yang kreatif juga menjadi tantangan yang harus segera dipecahkan oleh pelaku dan tenaga kerja (SDM) pariwisata yang kreatif dan profesional," ujar Mari.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement