REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang sangat besar. Kendati demikian, pariwisata Indonesia masih berada dibawah Malaysia, Thailand atau Singapura. Untuk itu dibutuhkan strategi tepat dalam memperbaiki dan memajukan pariwisata Indonesia.
Yanti Sukamdani, Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia menyatakan memiliki gagasan untuk menggenjot kedatangan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara. Gagasan itu ia sebut "quantum leap" atau lompatan besar pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Pariwisata dan ekonomi kreatif harus jadi skala prioritas pembangunan ekonomi nasional," kata Yanti Sukamdani, Rabu (13/8), di Jakarta.
Poin pertama dalam gagasannya, kata Yanti, adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur daerah.
Dalam hal ini SDM harus memadai seperti memiliki sertifikat profesi, kompetensi dan LSU untuk menilai produk, pelayanan dan pengelolaan.
"Diharapkan dengan ini pelayanan, aksesibilitas serta konektivitas ke destinasi tujuan pariwisata berjalan dengan baik sehingga para wisatawan nyaman dan mudah berwisata ke daerah yang ada di Indonesia," kata Yanti.
Selanjutnya adalah dengan memperbanyak event dan great sales. Penyelenggaraan acara-acara semacam ini sebut Yanti optimal meningkatkan promosi bagi kunjungan wisman dan perjalanan wisnus.
Namun, jelas Yanti, event-event tersebut tidak hanya diadakan di Jakarta, namun juga di daerah-daerah lainnya. Karena selama ini perjalanan wisata saat ini masih terkonsentrasi pendistribusiannya di wilayah Jawa, Bali dan Sumatera.
"Perlu diadakan event-event pada land cross border seperti di Entikong (Kalimantan Barat), Atambua (NTT), Panimo (Papua) sebagai sea cross border," ujar Yanti.
Setelah itu adalah penguatan terhadap tujuh tema wisata minat khusus ke 16 pasar potensial yang terbanyak mendatangkan wisatawan mancanegara.
"Wisata minat khusus itu adalah wisata budaya, wisata kesehatan dan kebugaran, wisata alam dan ekowisata, wisata kuliner dan belanja, wisata olahraga rekreasi serta tidak ketinggalan adalah wisata MICE," kata dia.
Dengan begitu Yanti optimistis target 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019 bisa tercapai.
"Pariwisata dan ekonomi kreatif harus jadi skala prioritas pembangunan ekonomi nasional. Untuk itu Bappenas harus beri prioritas tinggi serta pagu anggaran promosi harus ditingkatkan secara signifikan," kata Yanti.
Harus disadari bahwa pariwisata merupakan penghasil devisa nomor empat setelah minyak kelapa sawit.