REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Sebuah situs psikologi www.psychcentral.com melansir, Robin Williams telah lama menderita gangguan bipolar. Bipolar adalah salah satu gangguan mental. Penderitanya merasakan episode fluktuasi energi yang ekstrem. Situs tersebut mengatakan, Robin Williams mungkin berada dalam fase tersebut ketika memutuskan bunuh diri.
Menurut situs tersebut, bunuh diri adalah pilihan berbahaya yang mengindikasikan depresi. Ketika seseorang depresi berat, seperti ditunjukkan Williams, bisa muncul dorongan dalam diri sendiri.
“Hei, kau lebih baik mati. Hidup tidak akan lebih baik.”
Sayangnya, kadang orang-orang mendengarkan pesan ini, bahkan individu jenius seperti Williams.
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang umumnya diobati dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan. Orang-orang yang membatasi pengobatan atau berhenti minum obat memiliki resiko lebih tinggi untuk memunculkan gejala-gejala bipolar itu kembali, seperti panik atau depresi. Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar memerlukan perawatan seumur hidup, karena belum ada obat untuk penyakit ini.
Beberapa orang dengan gangguan bipolar merasa minum obat membuat dia seperti hidup dalam kabut atau membuat emosi mereka cenderung datar. Karena itu, mereka terkadang memutuskan untuk berhenti minum obat.
Bunuh diri adalah gejala umum dari depresi klinis yang berat. Ketika ditangani dengan baik, perasaan ingin bunuh diri terkadang menghilang sejalan dengan menurunnya tingkat depresi. Namun, bahkan di bawah pengobatan, orang terkadang memilih mengakhiri hidupnya. Seperti itu pula yang terjadi pada Williams, kata situs tersebut.