Jumat 08 Aug 2014 17:55 WIB

Destinasi Wisata Berbasis Arsitektur Nusantara Dikembangkan

Seorang bocah berpose di depan rumah adat Lobo yang baru diresmikan pemugarannya di Desa Toro, Kulawi Selatan, Sigi,
Foto: Antara
Seorang bocah berpose di depan rumah adat Lobo yang baru diresmikan pemugarannya di Desa Toro, Kulawi Selatan, Sigi,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengupayakan destinasi pariwisata di Indonesia dikembangkan berbasis arsitektur Nusantara yang mengadopsi kearifan budaya lokal.

"Kaitan arsitektur dengan pariwisata memang tidak langsung tetapi sangat berperan dalam memberikan nilai tambah pada dunia pariwisata," kata Menparekraf Mari Elka Pangestu di Jakarta, Jumat (8/8).

Ia mencontohkan estetika desain dan kualitas dari hotel, resort, museum, dan galeri adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Indonesia. Oleh karena itu pihaknya mengharapkan ide kreatif para arsitek untuk merancang ikon desain arsitektur dan keindahan estetika kawasan.

Ikon yang dikembangkan juga diharapkannya mampu mengikuti tuntutan modern, namun tidak meninggalkan keunikan dan kearifan lokal budaya setempat. "Melalui perencanaan dan desain yang baik, karya arsitektur dapat menciptakan ikon sebuah lokasi sehingga menjadi daya tarik wisata," kata dia menjelaskan.

Menparekraf mencontohkan karya-karya arsitektur Antoni Gaudi dengan bentuk bangunan organik telah mengubah wajah Kota Barcelona secara keseluruhan sehingga menyedot jutaan turis datang ke sana. "Indonesia sangat kaya dengan arsitektur tradisional yang beraneka ragam dan unik dari berbagai daerah di penjuru nusantara," katanya.

Kontribusi arsitektur terhadap PDB pada 2013 tumbuh 8 persen atau sebesar Rp11,5 triliun, menempati urutan keempat dari total kontribusi ekonomi kreatif setelah fesyen, kerajinan, dan desain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement