REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pesawat udara bisa menjadi alternatif menuju ke Karimunjawa Kabupaten Jepara, Jateng, jika transportasi kapal laut terhambat gelombang tinggi. "Sebagai alternatif lain dari transpotasi laut sebetulnya masyarakat bisa memanfaatkan jalur udara," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo di Semarang, Jumat (8/8).
Diakuinya beberapa waktu lalu maskapai penerbangan Trigana Air sudah melakukan rapat dengan Dishubpar Jateng tetapi terkendala oleh permintaan pihak maskapai yang menginginkan subsidi harga tiket dari Pemerintah. "Mungkin memang Pemerintah belum bisa memberikan subsidi karena Trigana Air kan perusahaan swasta," katanya.
Pihaknya berharap ada pihak lain yang mendorong Trigana Air atau maskapai penerbangan lain untuk bisa masuk Karimunjawa di antaranya hotel atau restoran. Pemerintah sendiri sudah mengembangkan fasilitas landasan Bandara Dewandaru di Karimunjawa dari 900 meter menjadi 1.200 meter, pembangunan tersebut sudah selesai sejak 2013 lalu dan saat ini siap beroperasi.
Sejauh ini baru aktif penerbangan sewa milik Kura-Kura Resort dengan harga tiket 200 dolar AS per orang. "Harapan kami segera ada maskapai penerbangan yang bersedia membuka penerbangan dari Semarang ke Karimunjawa atau dari daerah lain dengan harga tiket yang juga lebih murah," katanya.
Prasetyo mengatakan dengan dibukanya penerbangan tujuan Karimunjawa diharapkan wisatawan tidak hanya mengandalkan kapal laut yang harus menyesuaikan kondisi cuaca. "Tujuan lain juga tidak perlu ada lagi wisatawan yang tertahan di Karimunjawa karena cuaca buruk," katanya.
Seperti diketahui selama dua hari ini cuaca buruk dengan gelombang ombak tinggi berakibat pada tertundanya pelayaran untuk kapal penumpang ke sejumlah daerah.