REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang Toraja International Festival (TIF) kembali digelar. Ajang yang berlangsung pada 11-13 Agustus mendatang ini diharapkan semakin memperkenalkan Toraja dengan kehidupan masyarakatnya. Kehidupan dimana budaya megalitik yang berusia ribuan tahun telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat disana.
"Melalui TIF, kita semua diajak untuk menemukan kembali dan sekaligus merayakan kehidupan budaya megalitik Toraja di zaman modern," ujar Sapta Nirwandar, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam jumpa pers Toraja International Festival (TIF), Jumat (18/7) di Jakarta.
Melalui acara ini pengunjung dapat mengenal lebih dekat tentang Toraja. Tidak hanya pemakamannya yang sakral, tapi juga kuliner hingga pemandangan alamnya yang indah.
"Toraja adalah salah satu aset nasional yang penting dari heritage, culture, hingga alam yang elok. Kita mau memajukan aset itu dengan festival ini," ujar Sapta.
Beberapa acara menarik disiapkan selama tiga hari penyelenggaraan. Mulai dari World Music Dance, Textile and Craft Exhibition, Culture and Tourism Seminar serta Coffee Corner.
Khusus Coffee Corner, pengunjung akan dimanjakan dengan kenikmatan kopi Toraja yang khas. Semuanya dapat dinikmati secara gratis.
Sebagai sajian pembuka akan dihadirkan Toraja Opera, yakni pertunjukan kolosal yang melibatkan 100 orang penampil.
"Mereka terdiri dari pemain musik, akrobat, penari, aktor dan deklamator gabungan dari dalam maupun luar negeri," ujar Franki Raden selaku Ketua Penyelenggara Toraja International Festival 2014.
Untuk memeriahkan acara juga mengundang pelbagai kelompok misi kebudayaan dari lima negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Zimbabwe juga Korea.