REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren masyarakat dalam menikmati dunia kuliner sangat cepat berubah. Menjawab hal tersebut, Urban Kitchen melakukan sejumlah perubahan.
Tempat makan yang mengusung konsep simple food court ini melakukan upgrade yang akan membuat pelanggan semakin nyaman dalam menikmati makanan.
"Kita melakukan renovasi karena industri f&b sangat cepat pergerakannya. Maka dari itu kita ingin meng-update dari sisi tempat, menu, servis juga produk," ujar Andrew Santoso, salah satu owner Urban Kitchen dalam peluncuran konsep baru Urban Kitchen (UK) , Kamis (26/6) kemarin di Pacific Place, Jakarta.
Ia menjelaskan, saat memasuki Urban Kitchen, pelanggan akan langsung merasakan perubahan yang ada. Diantaranya suasana Urban Kitchen yang lebih nyaman berkat kolaborasi lampu neon yang jadi pilihan Urban Kitchen dengan 'kulit' interior dari tempat makan yang berada di lantai 5 Mal Pacific Place ini.
"Kapasitas juga sekarang bertambah. Dari 400-an sekarang bisa mencapai 600-an orang," ujar Andrew.
Selain dari sisi interior, Urban Kitchen juga melakukan perombakan dalam sisi menu. Saat ini Urban Kitchen terbagi dalam dua section. Pertama adalah International Fare.
Berbeda dengan menu yang ada sebelumnya, Urban Kitchen kini lebih memfokuskan pada empat section di menu internasional. Yakni Hong Kong Barbecue, Western, Thai, Japanes, Iga dan Buntut.
Sementara untuk section kedua adalah Waroeng 100 Hari yang menghadirkan masakan-masakan khas Indonesia. Ada tujuh tenant yang hadir dalam section ini. Namun uniknya, vendor makanan teresebut akan berganti tiap 100 hari.
"Kami ingin memberi kepuasan kepada orang-orang yang bersantap di UK dan selalu menemukan hal yang baru," kata dia.
Dalam pemilihan vendor makanan yang masuk dalam Waroeng 100 Hari itu, UK memilih kurator yang tidak sembarangan. UK menggandeng empat orang tukang makan (foodie) dari komunitas kuliner terkemuka Indonesia. Yakni Andrew Mulianto, Cindy Christian, Lidia Tanod dan Grace Khoesuma.
Adapun vendor yang akan berada di 100 hari pertama adalah Soto Mie Sarodja, Ayam Bahagia, Gudeg Huhah, Mbokku Kitchen, Soto Kudus Pak Minto, Empal Gentong Cirebon serta Kios Tjemtjeman yang menghadirkan cemilan dan seruputan tradisional seperti roti bakar selai lobi-lobi dan wedang uwuh.
"Waroeng 100 hari ingin menampilkan kekayaan kuliner bangsa. Disini konsumen bisa menemukan kuliner yang belum dicoba. Melalui Waroeng 100 Hari konsumen bisa merasakan kelezatan kuliner Indonesia," ujar Lidia Tanod.