Ahad 22 Jun 2014 23:11 WIB

Solo Gelar Karnaval Batik

Batik
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Batik

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pergelaran karnaval tahunan Solo Batik Carnival (SBC) 7 yang berlangsung di Kota Solo, Jawa Tengah, Ahad petang, mengangkat tema "Wonderful Majestic Treasure", atau harta karun yang megah memiliki makna dalam dari filosofi batik.

Pagelaran tahunan yang disisipi drama kolosal tersebut dibuka dan diberangkatkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu yang didampingi Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo dengan ditandai pencabutan keris pusaka di Stadion Sriwedari Solo.

Menurut Ketua Panitia SBC 2014, Susanto, pergelaran SBC tahun ini, memang berbeda dengan tahun sebelumnya karena disisipkan sebuah cerita kolosal dari negara Pembatikan. Tiga kaedahan motif batik yakni Parang, Sidomukti dan Buketan yang semula rukun, dan mereka tiba-tiba bersitegang. Mereka berselisih karena hasutan "Buta Tanah Sabrang".

Namun, ketiga motif batik tersebut sebelum terjadi pertempuran terbuka yang dasyat dan menimbulkan korban, muncul kaedahan "Wahyu Tumurun" yang dikenal bersih.

Wahyu Tumurun tersebut mampu mendamaikan semua kaedahan dan berselisih itu. Karena, jasanya kaedahan Wahyu Tumurun mendapat penghargaan dari Pengageng negeri yang diperankan oleh Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo.

Menurut Susanto, pergelaran SBC tersebut melibatkan sebanyak 725 orang yang terdiri dari 200 peserta SBC, 160 penari, 150 anggotat TNI dari Korem 074/Warastratama Surakarta, 25 pemusik, 10 delegasi tamu dari Kalimantan Timur, dan 180 sukarelawan.

Pada pergelaran tersebut diawali peserta SBC yang berhasil memperoleh penghargaan "President Award" di Pasadena Tournament of Roses California Amerika Serikat. Karnaval kemudian diikuti dengan kostum berwarna-warni dengan bermotif inti batik.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kegiatan SBC 7 di Solo, karena mengalami perkembangan yang pesat dan mampu mendongkrak di bidang pariwisata. Solo merupakan kota percontohan bagi daerah lainnya.

"SBC bukan sekedar mengangkat batik, tetapi juga melestarikan budaya dan bisa mensejahterakan kehidupan rakyat," katanya.

Menurut dia, pergelaran karnaval di Indonesia sudah menjadi kalender nasional dan dilakukan sebanyak 23 kota dan kabupaten termasuk Solo. Hal ini, akan terus digalakan dan diharapkan Indonesia mencapai "The Country With 1.000 Festival.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement