REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dipandang perlu mengedepankan konsep ramah lingkungan dalam pengembangan pariwisata ke depan.
Indonesia harus menerapkan praktik serta manajemen dan pengembangan konsep yang juga disebut "Green Tourism". Hal ini untuk menjawab isu perubahan iklim yang tengah menjadi isu dunia.
Hal tersebut menjadi salah satu butir yang disepakati dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Selasa (18/6) kemarin, di Jakarta.
Diskusi yang turut dihadiri sejumlah pelaku industri dan pemangku kepentingan terkait tersebut, membahas strategi pemasaran pariwisata Indonesia dalam lima tahun ke depan (2015-2019).
"Dalam pengembangan pemasaran pariwisata, Indonesia harus mengedepankan konsep pariwisata ramah lingkungan. Indonesia harus membangun imej sebagai negara yang pariwisatanya sangat mengedepankan konsep tersebut," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf, I Gde Pitana.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan ekosistem di seluruh garis pantai Indonesia.
"Juga yang tidak kalah pentingnya adalah rehabilitasi terumbu karang. Karena alam bawah laut merupakan salah satu daya tarik terbesar pariwisata Indonesia," kata Pitana.
Selain itu, pelaku industri diharapkan dapat mengedepankan konsep 'green tourism'.
"Salah satunya penginapan. Dengan konsep seperti itu tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisman maupun wisnus," kata Pitana.
Selain perubahan iklim, juga dibahas strategi pemasaran terhadap isu global lainnya, yakni bonus demografi, geopolitik dan geoekonomi.
"Dari isu global itu, mana isu strategis untuk pemasaran pariwisata Indonesia lima tahun ke depan," kata Pitana.
Nantinya, masukan dalam diskusi ini akan dijadikan draft untuk menentukan Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.