Sabtu 07 Jun 2014 15:40 WIB

Sosialisasi Wisata Syariah, Kreatifitas dan Soto

Rep: Agung Sasongko/ Red: Muhammad Hafil
Astaka MTQ Nasional ke-25 di Batam, Kepri.
Foto: Sampuawaltosilajara.blogspot.com
Astaka MTQ Nasional ke-25 di Batam, Kepri.

REPUBLIKA.CO.ID, ‎BATAM --‎ Pelaksanaan Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) yang bersinergi dengan Musabaqah Tilawatil Nasional (MTQ) di Batam, Kepulauan Riau, menunjukan keistimewaan Indonesia. Sinergi keduanya melahirkan harmoni kreatif.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, mengungkap PPKI 2014 yang berbarengan pelaksanaan MTQ ke-25 memiliki misi penting, yakni memperkenalkan wisata syariah. Satu bentuk pariwisata yang mengadopsi nilai-nilai ajaran Islam. 

"Kami ingin menitip sosialisasi pariwisata berbasis syariah di PPKI. Seperti apa sih model pariwisata syariah yang bisa dikembangkan sehingga sinergitas ini diharapkan wisata syariah di Indonesia bisa disosialisasikan dan kemudian harapannya menjadi rujukan dunia," kata dia ketika membuka PPKI 2014 bertajuk  Kreativitas dalam Harmoni di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu(7/6).

Misi itulah yang melatarbelakangi terpilihnya Batam menjadi kota pertama di luar Jakarta yang menjadi tuan rumah PPKI. Pertimbangannya jelas, Batam merupakan kawasan strategis pariwisata nasional, dan salah satu pintu utama masuknya wisatawan ke Indonesia.

“Sudah lama terpikir membawa PPKI keluar Jakarta, ini menjadi harapan, kreatifitas tersebar di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Harapan lain, sinergi tersebut memperlihatkan rasa keberagaman dan toleransi bisa diimplementasikan melalui produk kreatif.

"Kita berharap sinergi ini bisa berlansung, karena sumbangsih industri kreatif mencapai tujuh persen terhadap produk domestic bruto (ODB) Indonesia, dan industri ini menyerap 11 persen tenaga kerja nasional,” kata dia.

Untuk pelaksanaan tahun ini, lanjut dia, sinergi  itu akan diperkuat dengan hadirnya tiga duta besar negara sahabat yang akan memaparkan potensi industri kreatif kepada pelaku usaha kecil menengah yang menghadiri PPKI.

"Duta Besar dari Turki, Arab Saudi, dan Pakistan ini akan lebih banyak menjelaskan potensi pasarnya, yang bisa dijual di sana," kata dia.

Itu sebabnya, para pelaku UKM dari seluruh Indonesia yang mengikuti konvensi dapat mempelajari potensi yang bisa dikembangkan untuk menarik minat pasar Saudi Arabia, Turki, dan Pakistan. ‎Apalagi para Dubes juga akan membuka jalur dan jaringan perdagangan untuk para UKM yang ingin melebarkan sayap dan menembus pasar internasional.

Selain jaringan dari tiga negara itu, Menteri juga berharap PPKI di Batam dapat menarik potensi dari negara tetangga, mengingat Batam berdekatan dengan Singapura dan Malaysia.

Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono menambahkan pelaksanaan PPKI yang berbarengan dengan MTQ merupakan memontum untuk mendongkrak ekonomi Indonesia. Apa yang ditunjukan MTQ dan PPKI adalah kekayaan tidak ternilai.

“ Kita menyadari ekonomi kreatif merupakan peluang usaha baru bagi masyarakat. Sebabnya, sektor ini terus digali dengan basis warisan budaya, pengetahuan, seni, teknologi dan informasi,” kata dia.

Wakil Gubernur Kepri, ‎ Soerya Respationo mengungkap sebagai wujud sinergi itu pada pameran disiapkan ruang khusus peradaban Islam yang berisi perjalanan sejarah Islam dan visualisasi perababan Islam di masa depan.  Begitu pula dengan produk kreatif yang juga mendukung pariwisatan syariah, seperti misal produk halal, fesyen, seni Islam dan lainnya.

Selain itu, posisi penyelenggaraan berada dekat dengan Islamic Center. Luasnya mencapai 2.5 hektar. Guna menunjang para pengunjung, akses jalan dibangun, begitu pula dengan akses komersial, jaringan listrik, panggung hiburan dan komunitas. “Semua itu disiapkan karena merupakan amanah,” kata dia.

Mengusung tema Kreativitas dalam Harmoni, event nasional ini berlangsung selama enam hari mulai hari ini sampai dengan 12 Juni 2014. Selain pameran, selama PPKI juga akan diselenggarakan konvensi dan gelar seni pertunjukan. 

Pameran PPKI menampilkan ikonik ekonomi kreasif 15 subsektor, penampilan 5 subsektor ekonomi kreatif dari hulu sampai hilir dari proses sampai produk, dan pameran produk unggulan daerah, demo 30 ikon kuliner Indonesia dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Soto

Sinergi PPKI dan MTQ kian menghangat dengan hadirnya sajian soto.  Munculnya sajian kuliner khas Indonesia ini melahirkan pertanyaan mengelitik. Apakah Anda suka soto, jelas sebagian besar pasti mengatakan suka. Bila ditanya, ada berapa jenis soto di Indonesia, kemungkinan besar sulit terjawab.

Pertanyaan itu kemudian dijawab pada pelaksanaan Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI). Sebanyak 100 jenis soto dari berbagai daerah di Indonesia disajikan di ajang tersebut. Sebut saja, soto padang, soto bandung, coto Makassar, soto lampung dan lainnya.

Mari Elka mengungkap soto adalah masakan ikonik Indonesia. Namun, tidak ada yang paham ada berapa jumlah pasti jenis soto di Indonesia. Sebabnya, inisiatif Lembaga Sertifikasi Profesi Jasa Boga Indonesia tersebut patut diapresiasi. “Ini yang kami dorong dan dukung,” kata dia.

Dari setiap soto yang disajikan memperlihatkan Indonesia kaya akan cita rasa. Masing-masing soto memiliki cita rasa yang berbeda. Mulai pedas bersantan, hingga bening namun gurih. Karena jumlahnya yang banyak dan beragam, insiatif tersebut segera diganjar penghargaan nasional Museum Rekor Indonesia. Lembaga yang dipimpin Jaya Suprana itu menghadiahi penghargaan ‘Sajian Soto Terbanyak’. 

Sudah kreatif, religius, dan Alhamdulillah, soto yang disajikan semakin memperkuat fakta bahwa yang Maha Kuasa telah memberikan berkah tiada bernilai pada bangsa ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement