REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Situs Cagar Budaya Candi Cangkuang akan direvitalisasi. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan potensi destinasi wisata, di kecamatan Leles, Garut.
Saat ini Situs Cagar Budaya Candi Cangkuang kian diminati. Bahkan pengunjung tidak hanya datang dari wilayah Jawa Barat, juga dari mancanegara. Tercatat setiap bulannya pengunjung mencapai angka 10 ribu pengunjung.
"Angka tersebut dinilai cukup tinggi, lantaran lokasinya yang jauh dari pusat kota," terang Zaky kuncen Situs Candi Cangkuang, Selasa (4/6).
Namun banyaknya wisatawan tidak diimbangi dengan manajemen yang baik. Sehingga hal itu berdampak buruk bagi situs sejarah itu sendiri. Menurut Zaky hampir setiap pengunjung yang datang, selalu menaiki candi untuk berpose. Hal itu jika dibiarkan bisa merusak candi.
Disamping itu, bukit tempat Candi dengan tinggi 8,5 meter itu berada, merupakan lahan yang rawan longsor. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut, pengelola Candi Cangkuang membangun undakan disamping kiri Candi. Dengan dibuatnya anak tangga diharapkan mampu mencegah kelongsoran.
Selain itu dalam revitalisasi kawasan Candi Cangkuang akan dibangun beberapa sarana penunjang. Diantaranya, Floating Market (Pasar Apung) dan gedung audio visual, untuk menayangkan film mengenai situs sejarah tersebut.
"Nantinya sebelum masuk ke pulau panjang, pengunjung akan disuguhkan tayangan sejarah Candi Cangkuang dan Kampung Pulo," terang Kurnia Adi Saputra, kepala Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional (BPKSNT).
Proses revitalisasi direncanakan dimulai setelah Idul Fitri.