REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal menyarankan para pengusaha makanan asli Nusantara di Indonesia dan seluruh dunia untuk memperbaiki tampilan produk agar mampu bertahan di pasar.
"Saya pernah ke London dan di sana ada restoran Minangkabau yang enak makanannya dan laris. Tapi belakangan resto itu tutup hanya karena tidak mampu eksis karena tampilan makanannya kurang inovasi," kata Dino dalam acara penutupan Kompetisi Memasak Kuliner Indonesia dan Luv Indonesia Culinary (Luvinary) di salah satu hotel di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan terdapat kecenderungan para pengusaha kuliner yang menjajakan makanan asli Nusantara kurang memperhatikan desain tampilan makanan yang memiliki arti penting.
"Bisa kita lihat kuliner dari Thailand desainnya bagus. Terdapat kombinasi yang baik antara makanan yang enak tapi di mata bagus sehingga meningkatkan selera," kata dia.
Senada dengan Dino, koki Yono Purnomo mengatakan tampilan makanan memiliki nilai penting dalam menarik minat para pecinta kuliner.
"Memang sejauh ini masakan asli Indonesia di seluruh dunia tampilan dan promosinya masih kalah dari kuliner asal Thailand dan Jepang. Kenapa tampilan itu penting? Kita sebagai penikmat makanan tentu hal pertama yang dilihat adalah tampilan makanan. Jika tampilannya menarik tentu bisa memancing selera siapa saja untuk memakannya."
Sebagai pengusaha kuliner di AS selama 35 tahun lebih, dia mengakui terdapat tantangan yang besar terkait promosi makanan Indonesia.
"Promosi perlu digencarkan lagi. Perlu diingat jika tiga makanan Indonesia ternyata masuk dalam 20 besar makanan terlezat versi jajak pendapat CNN. Bahkan rendang ada di posisi pertama diikuti nasi goreng di peringkat dua dan sate ayam ada di urutan 19," kata dia.