REPUBLIKA.CO.ID, Ketika orang tua mengajarkan anaknya tentang hewan-hewan, dijelaskan oleh ayah atau ibu tentang sapi yang memakan rumput. Buku cerita anak-anak pun mengilustrasikan sapi berwarna hitam putih yang sedang memakan rumput di padang luas.
Kenyataannya, perkembangan teknologi pangan hewan membuat rumput tak melulu jadi makanan sapi. Justru, lebih banyak sapi diberi panganan non-rumput. Seperti jagung, sereal, hingga makanan khusus sapi yang dalamnya tak berisi rumput sama sekali.
Di pasar swalayan, terutama swalayan berkelas premium, potongan daging sapi yang berjajar di rak kaca berpendingin juga kemudian ada yang ditemukan dengan label-label tertentu. Misalnya, ditulis jelas 'grass feed' atau 'grain feed'.
Apa perbedaan keduanya? Sapi 'grass feed' artinya selama dibiakkan ia diberi makan rumput dan sejenisnya, alias semak. Sementara sapi 'grain fed' adalah sapi yang diberi asupan makanan umumnya berupa jagung, sereal, hingga biji-bijian tertentu.
Pakar nutrisi, Emilia Achmadi, menerangkan dari segi tekstur dan rasa sapi yang makan rumput lebih legit alias juicy. Dagingnya juga lebih rendah kandungan lemak dan kolesterolnya.
''Kandungan nutrisinya pun lebih kaya,'' katanya. Daging dari sapi yang makan rumput mengandung lima kali omega 3 daripada daging dari sapi yang 'grain feed'. Kandungan yang lebih tinggi, dikatakan Emilia, ditemukan pula pada unsur vitamin B6 dan B kompleks di daging 'grass feed'.
Daging dari sapi 'grain feed' lalu lebih tinggi kandungan lemaknya. Emilia mengatakan, dalam satu porsi daging sapi 'grain feed' ditemukan 50 kilo kalori lebih banyak dibanding daging sapi yang makan rumput. Artinya, kandungan kolesterolnya juga lebih tinggi.
Umumnya sapi lokal lebih banyak diberi makan ala 'grain feed' ketimbang rumput. Karena itu Emilia mengajak untuk memperhatikan asupan lemak dari daging sapi yang dikonsumsi.
''Kalau untuk anak-anak, terutama yang anaknya aktif memberikan daging 'grain feed' sangat baik,'' katanya melanjutkan. Sebab, lemak yang disantap akan dihabiskan dengan aktivitas anak yang banyak bergerak.
Hal yang sama tapi sulit diterapkan bagi dewasa. Dewasa yang kurang aktif disarankan membatasi asupan daging sapi yang lebih tinggi lemak dan kolesterolnya.