Rabu 21 May 2014 18:02 WIB

Caravanserai ini Terbesar di Dunia

The Sultanhani Caravanserai.
Foto: Hurriyetdailynews.com
The Sultanhani Caravanserai.

REPUBLIKA.CO.ID,  ANKARA -- The Sultanhani Caravanserai, peninggalan Kesultanan Turki Saljuk ini dikenal sebagai caravanserai terbesar di Anatolia, Turki. Bangunan yang mempertemukan para pedagang di masa lalu ini menarik minat wisatawan.

The Sultahani dibangun pada abad ke delapan. Dahulu, bangunan ini merupakan lokasi bertemunya pedagang yang melalui Konya-Aksaray sebelum berlanjut ke Cappadocia.

Walikota Sultanhani, Fahri Solak mengatakan caravanserai ini merupakan yang terkuat dan terbesar di dunia. Lebih dari 400 wisatawan asing dan 200 wisatawan lokal mengunjungi tempat ini pertahunnya. "Kami terus melakukan perbaikan dengan harapan bangunan lama tetap terjaga dan terus menjadi daya tarik bagi wisatawan," kata dia.

Soal gaya arsitekrut Caravanserai di Sultanhani, Solak mengatakan ini merupakan satu-satunya caravansera yang memiliki dua pintu masuk yang terbuat dari marmer. Material marmer inilah yang menjadi satu alasan mengapa wisatawan banyak datang kemari.

"Dahulu kami tidak menerima banyak wisatawan. Baru-baru ini, kunjungan dari kampus dan tempat lain membuat tempat ini kembali dikunjungi," ucapnya.

Berjaya

Semasa Sultan Seljuk, Alladin Keybubat berkuasa, Aksaray adalah persinggahan penting sepanjang jalur sutra yang melalui Anatolia. Pada tahun 1278, bangunan ini sempat rusak akibat kebakaran. Sultan Kaykhusraw III selanjutnya memperbaiki caravanserai ini.

The Sultanhani Caravanserai ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama dipergunakan ketika musim panas tiba. Bagian lain dikhususkan untuk musim dingin. Luas bagian pertama mencapai 4.868 meter persegi dan memiliki sebuah masjid kecil.

Pada era Seljuk, caravaserai ini mencapai puncak kejayaannya. Namun, ketika pergantian kekuasaan di Turki, Ustmani tak lagi memanfaatkan caravanserai ini. Kejayaan itu pun meredup. Namun, sisa-sisa kejayaan masih terlihat, Banguna inilah cermin murni gaya arsitektur era Seljuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement