REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan Marche du Film, merupakan pasar film terbesar di dunia yang merupakan bagian dari program Cannes Film Festival. Melalui pasar tersebut, film Indonesia bisa dikenal secara global.
Hal itu dikatakan staf ahli Menteri Bidang Hubungan antar Lembaga pada Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif, Syamsul Lussa di sela-sela penyelenggaraan acara cocktail party yang diadakan delegasi Indonesia di taman Grand Hotel, Cannes, Sabtu malam.
Menurut Syamsul Lussa, partisipasi Indonesia dalam penyelenggaraan Festival film Cannes bertujuan untuk memfasilitasi kalangan industri perfilman untuk mempromosikan film Indonesia.
Selain mencari peluang kerjasama dengan pemangku kepentingan perfilman mancanegara dan memperkenalkan perkembangan film Indonesia kepada masyarakat internasional sekaligus mempromosikan Indonesia sebagai negara lokasi shooting bagi industri perfilman Petancis dan mancanegara.
Syamsul Lussa mengatakan sampai saat ini tercatat 155 produser film yang melakukan shooting film di Indonesia baik film layar lebar, film dokumenter maupun film pendek .
Kehadiran Indonesia dalam festival film Cannes telah berlangsung sejak 30 tahun lalu, yang dilakukan oleh pihak swasta khususnya produser film, sementara pemerintah Indonesia melakukan promosi baru sejak tahun lalu.
Selama penyelenggaraan festival film Cannes, film Indonesia Film Tjoet Nja' Dhien pernah mendapat penghargaan "Best International Film" pada tahun 1989. Selain Daun Di Atas Bantal diputar dalam sesi "Un Certain Regard" dalam Festival Film Cannes tahun 1998 dan film Kara, Anak Sebatang Pohon diputar di Quinzaine des Realisateurs - Cannes International Film Festival 2005.