Jumat 16 May 2014 00:45 WIB

Menengok Wajah Monas yang Kembali Bersinar

Rep: C63/ Red: Julkifli Marbun
Petugas membersihkan tugu Monumen Nasional atau Monas di Jakarta Pusat, Senin (12/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas membersihkan tugu Monumen Nasional atau Monas di Jakarta Pusat, Senin (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Monumen Nasional (Monas) yang berdiri hampir 55 tahun itu kini kembali bersinar. Landmark Jakarta yang berada di pusat kota itu memiliki wajah baru setelah hampir 22 tahun tidak tersentuh. Ya, terakhir kali Monas dibersihkan pada tahun 1992.

Sebenarnya, tidak ada yang berbeda dari wajah baru Monas, tetapi jika diperhatikan secara seksama Monas nampak terlihat lebih bersih dari dua minggu sebelumnya. Kemarin pagi, merupakan acara penutupan dari kegiatan pembersihan Monas yang dilakukan perusahaan asal Jerman Kaercher sejak 5 Mei lalu.

Jika sebelumnya pembersihan Monas dilakukan oleh para tim ahli yang didatangkan dari Jerman, penutupan pembersihan kemarin melibatkan masyarakat dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Mereka dengan mengenakan pakaian serba kuning ramai-ramai menyerbu Monumen Nasional (Monas).

Mereka yang tergabung dari komunitas di antaranya Clean Up Jakarta Community, Bersih Bersih Nyok, Alumni University of South California Indonesia- Foundation, Komunitas Jelajah Budaya dan komunitas lainnya datang ke Monas kali ini bukan untuk berwisata tetapi turut membersihkan Monumen setinggi 132 meter  tersebut.

Menyemut di tengah panasnya Monas menjelang siang hari, tak membuat pasukan kuning itu berhenti. Dengan sapu dan peralatan kebersihan lainnya di tangan, halaman demi halaman Monas disisir secara bergantian.

Salah satunya, Erni Purwitosari, warga yang berasal dari Tangerang ini sambil mengenakan sarung tangan nampak jeli memunguti setiap sampah kecil di antara rerumputan. Satu persatu sampah dimasukkan ke dalam plastik sebelum akhirnya dikumpulkan. Erni, merupakan satu dari sekian banyak orang yang masih peduli dengan kebersihan Monas itu.

Meski mengaku bukan warga DKI, wanita yang berprofesi sebagai guru privat ini mengatakan begitu mengagumi Monas sebagai salah satu budaya. Untuk itu, ia merasa berkewajiban turut menjaga Monas agar dapat dinikmati oleh anak cucunya di masa mendatang.

“Ini termasuk budaya yang harus dirawat dan terus dijaga, kalau bukan kita siapa lagi,” ujar wanita berusia 39 tahun tersebut.

Tak hanya Erni, ada Imanul Rizki, seorang remaja berusia 15 tahun yang juga tampak bergabung mempercantik wajah Monas kemarin. Ia yang berasal dari komunitas Bersih-bersih Nyok ini bersama dengan rekan-rekan yang lain membersihkan halaman Monas. Jika Erni dengan jeli memunguti sampah, remaja ini cukup bermodalkan sapu di tangannya untuk menyapu bagian yang terdapat sampah yang berasal dari pengunjung.

Dengan sesekali bercanda dengan rekannya, Iman nampak menikmati pekerjaannya tersebut. Ketika wartawan Republika datang menghampirinya, ia nampak terkejut.

“Lagi nyapu aja ni mba, bersih-bersih. Kapan lagi ke Monas buat nyapu,” ujar Iman.

Iman yang masih duduk di bangku sekolah menengah ini menuturkan keikutsertaannya membersihkan Monas dikarenakan pentingnya kehadiran Monas bagi DKI Jakarta. Monas yang merupakan Landmark kota Jakarta menurut Iman sudah semestinya dijaga dan terus dirawat karena merupakan kebanggaan kota Jakarta.

Kini, Monumen yang sempat ditutup untuk umum dalam dua minggu terakhir ini pun kembali akan dibuka setelah pembersihan selesai. Monas kini kembali bersinar di tengah kesibukan warga DKI Jakarta.

Bertindak sebagai pembuka acara pada puncak pembersihan yang bertema “Monas Fun Cleaning Day with Kaercher”, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan  Provinsi DKI Jakarta Arie Budiman berpesan kepada segenap masyarakat yang hadir pada kesempatan itu. Setelah dibersihkannya Monas, Arie meminta kepada masyarakat untuk konsisten menjaga kebersihan Monas hingga masa mendatang.

“Jangan berhenti di hari ini saja,” ujar Arie.

Selain kegiatan pembersihan oleh segenap masyarakat dari berbagai daerah, puncak penutupan pembersihan Monas tersebut juga dimeriahkan dengan beberapa acara lomba dan games. Termasuk di antaranya pemenang lomba berkesempatan turun dari Monas menggunakan tali layaknya teknisi pembersihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement