Jumat 18 Apr 2014 13:12 WIB

Dibanding Kuliner, Gastronomi Indonesia Masih Belum Populer

(ki-ka) Chef Henry Bloem, Vita Datau dan Chef Haryo Pramoe dalam diskusi awal menuju Indonesia International Gastronomy Summit (IIGS) yang digelar Akademi Gastronomi Indonesia
Foto: ist
(ki-ka) Chef Henry Bloem, Vita Datau dan Chef Haryo Pramoe dalam diskusi awal menuju Indonesia International Gastronomy Summit (IIGS) yang digelar Akademi Gastronomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bicara makanan khas Indonesia tentu tidak akan ada habisnya. Tidak kurang dari 500 suku yang ada di Indonesia memiliki kekhasan makananya masing-masing. Sebut saja macam rendang, soto ayam, nasi tumpeng dan lain-lain. 

Tapi sejatinya makanan-makanan itu bukan sekadar pemuas perut. Lebih dari itu, terdapat cerita serta makna dalam makanan Indonesia yang tersaji di atas meja. Setidaknya itulah makna dari gastronomi Indonesia. Melalui gastronomi, hubungan antara budaya dan makanan di wilayah tertentu dipelajari.

"Jadi bisa dibilang gastronomi adalah art and science yang erat kaitannya dengan good eating. Tidak hanya berkaitan dengan perut tapi ada sejarahnya, budayanya," ujar Vita Datau selaku Executive Chairwoman Akademi Gastronomi Indonesia, Kamis (17/4) kemarin. 

Vita menjelaskan, gastronomi tidak hanya bicara bagaimana atau siapa yang memasak tapi juga segala aspek menyangkut makanan itu, baik dari hulu hingga ke hilir.

"Misalnya kita bicara makanan yang berbahan ikan, itu ditelusuri kenapa pakai ikan jenis itu kemudian kalau di hilir bagaimana dia mencampurkannya dengan rempah-rempah yang ada hingga akhirnya menghasilkan presentasi juga makanan yang enak," kata dia. 

Namun sayangnya, pengetahuan masyarakat Indonesia selama ini akan hal tersebut masih minim. Bahkan bisa dikatakan, kesadaran masyarakat untuk mengetahui budaya yang terkandung dari makanan Indonesia belum sepenuhnya ada. 

Berangkat dari hal itu, Akademi Gastronomi Indonesia akan menggali lebih jauh warisan kuliner Indonesia untuk kemudian melestarikan juga menyebarluaskan gastronomi dan warisan kuliner sebagai bagian dari kebudayaan nasional dalam memproduksi, pengolahan, penyajian, dan estetika, dari citra leluhur bangsa. 

"Kita punya kekayaan yang luar biasa, sementara ikatan chef profesional di Amerika selama empat tahun mereka coba menggali, ternyata hanya menemukan empat makanan tradisional mereka," ujar Eva. "Maka dari itu kita harus bersyukur karena nantinya ini akan menjadi identitas kita ke depan," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement