Kamis 10 Apr 2014 19:10 WIB

Ulayat Bengkulu Siapkan Paket Ekowisata

Pulau Tikus berjarak lima mil dari Kota Bengkulu
Foto: airlangkapwisata.com
Pulau Tikus berjarak lima mil dari Kota Bengkulu

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Yayasan Ulayat Bengkulu menyiapkan paket ekowisata di kawasan hutan Seblat, Bengkulu Utara, yang bertujuan melestarikan kawasan hutan itu sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kami memetakan potensi wisata untuk ditawarkan menjadi paket ekowisata hutan Seblat," kata Fasilitator Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Yayasan Ulayat Bengkulu Rahmat Hidayat, Kamis.

Ia mengatakan program itu digelar bekerja sama dengan Forum Ekowisata Seblat Desa Sukabaru, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara. Ada sebanyak 29 orang anggota forum yang terdiri dari pemuda desa, pemerintahan desa hingga kelompok swadaya masyarakat.

"Anggota forum ini dilibatkan mulai dari identifikasi potensi wisata, penyusunan paket wisata hingga menjadi pemandu," ucapnya.

Hasil identifikasi potensi wisata di kawasan hutan yang menjadi habitat gajah Sumatra (Elephas maximus Sumatrae) itu, ada beberapa ekowisata yang dapat dijual. Susur Sungai Seblat, menurutnya, menjadi salah satu kegiatan menarik sebab wisatawan dapat melihat ekosistem sungai yang masih relatif baik.

"Perjalanan dua jam menggunakan perahu untuk mencapai air terjun Airtembulun," katanya.

Selain susur sungai, jelajah hutan juga menjadi salah satu potensi ekowisata yang ditawarkan, sebab kawasan itu masih menjadi "rumah" bagi satwa langka Harimau Sumatra dan Gajah Sumatra.

Hidayat menambahkan bahwa spot pengamatan burung ada empat yang sudah teridentifikasi oleh tim. "Ada beberapa spesies burung langka yang masih hidup di hutan itu yakni burung kuaw dan burung rangkong," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa program tersebut didukung dana hibah bantuan Amerika Serikat untuk pelestarian hutan Sumatra lewat program "Tropical Forest Conservation Action-Sumatra" (TFCA-Sumatera).

Koordinator Komunitas Peduli Gajah atau "Elephant Care Community" Seblat, Anang Widyatmoko yang masuk dalam Forum Ekowisata itu menambahkan bahwa saat ini ada empat rumah warga Desa Sukabaru yang siap dijadikan rumah tinggal sementara atau "home stay" bagi calon wisatawan.

"Masyarakat sangat mendukung kegiatan ini, selain meningkatkan ekonomi warga, sekaligus pelestarian kawasan hutan yang tersisa," katanya.

Ia mengatakan, kelompok masyarakat yang dilibatkan untuk program tersebut khususnya warga Desa Sukabaru dimana desa tersebut berbatasan langsung dengan habitat gajah Sumatra di Taman Wisata Aalam (WA) Seblat.

Di dalam TWA Seblat terdapat Pusat Latihan Gajah (PLG) yang berada di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement