Selasa 08 Apr 2014 15:10 WIB

Menikmati Bali Selain Pantai (2)

Tanah Lot
Foto: Indira Rezkisari/Republika
Tanah Lot

REPUBLIKA.CO.ID, Bukan ke Bali kalau tidak bertandang ke Tanah Lot. Kalau Tanah Lot sudah lama tidak Anda kunjungi, siap-siap terpikat dengan kecantikannya. Sejak awal tahun lalu pemerintah setempat merapikan daerah wisata Tanah Lot.

Turis bisa memandang Tanah Lot dari bagian atas dengan menjejak pada tanah yang dialaskan konblok. ‘’Dulu alasnya tanah saja, kurang cantik,’’ ucap Pak Rata, pemandu wisata saya. Untuk masuk dewasa dikenakan biaya Rp 30 ribu, sementara anak-anak biayanya Rp 15 ribu.

Tanah Lot berarti daratan di laut. Konon, Tanah Lot merupakan karya seorang pendeta yang hidup di abad ke-15.

Ketika sedang berkelana ia melihat pulau dari batu. Diputuskannya untuk beristirahat di sana. Nelayan yang melihatnya memberinya hadiah. Kemudian bersama sang nelayan, pendeta tersebut membangun pura di atas batu untuk memuja Dewa Laut.

Hingga kini, ular laut yang beracun masih ada di dalam gua di Tanah Lot. Pengunjung bisa melihatnya jika kebetulan air sedang tidak pasang. Legenda mengatakan ular-ular tersebut merupakan penjaga pura.

Monkey Forest

Selain pura, Bali juga populer dengan hutan monyet. Di Bali hutan ini terletak di kawasan yang sedang naik daun, Ubud. Di sana terdapat Monkey Forest. Ya, hutan yang isinya monyet.

Monyet-monyet Monkey Forest cukup tenar. Mereka pernah masuk saluran televisi berbayar AXN lewat program ‘Amazing Race’. Ceritanya kontestan ‘Amazing Race Season 22’ harus meminta monyet-monyet di sini membelah kelapa demi menemukan secarik petunjuk dalam buah kelapa itu.

Polah para monyet memang tak bisa ditebak. Seorang turis saya temui sedang sibuk mengikuti monyet yang mengambil tas kecilnya. ‘’KTP saya sudah dijatuhkan, tapi USB saya masih dipegang dia,’’ kata turis perempuan itu pada pawang monyet di Monkey Forest.

Saya cuma bisa tersenyum. Pak Rata mengatakan monyet di Monkey Forest relatif jinak bila dibandingkan monyet di Sangeh. Mereka dengan agresif akan merebut barang apapun yang dipegang manusia.

Monyet di Monkey Forest tidak ganas karena mereka diberi makan secara rutin. Potongan buah dan umbiumbian memang saya temukan bergeletakan di sepanjang Monkey Forest. Pengunjung juga bisa membeli pisang di pintu masuk gerbang Monkey Forest.

Ya, tapi namanya juga monyet, kan?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement