Senin 07 Apr 2014 09:18 WIB
Kunjungan ke Australia

Sensasi Memanjat Harbour Bridge di Sydney

Memanjat Sydney Harbour Bridge (ilustrasi)
Foto: bridgeclimb.com
Memanjat Sydney Harbour Bridge (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fernan Rahadi

"Jadi kamu akan memanjat Harbour Bridge di Sydney? Hebat! Aku sendiri belum pernah melihat jembatan itu secara langsung....".

Awalnya, saya sulit percaya kata-kata itu keluar dari mulut Michael Peck, seorang pemuda asal Australia yang saya temui di Perth. Michael mengaku tak pernah mengunjungi Sydney. Namun ia justru sering bolak-balik ke Indonesia, terutama Bali, yang disebutnya sebagai rumah keduanya. Bali dan Perth hanya berjarak 2.579 kilometer dan keduanya tak memiliki perbedaan waktu.

Sementara jarak Perth dan Sydney adalah 3.301 kilometer. Ditempuh dengan pesawat, maka perjalanan Perth-Sydney memakan waktu kurang lebih empat jam. Ditambah perbedaan waktu kedua kota itu, maka pergi ke Sydney dari kota terbesar di Australia Barat itu akan berlangsung sepanjang hari.

Maka wajar jika anak-anak muda seperti Michael lebih akrab dengan Bali ketimbang Sydney, kota termahal kedua di Australia. Selain harus mengeluarkan biaya perjalanan yang mahal, untuk memanjat Sydney Harbour Bridge, harga standar di akhir pekan sebesar 248 dolar Australia (sekitar Rp 2,5 juta) per orang. Cukup mahal untuk kalangan kelas menengah di Australia sekalipun.

Sabtu (29/3) pagi itu, cuaca Sydney di luar dugaan sangat cerah. Padahal sehari sebelumnya, saat kami mengunjungi sejumlah tempat seperti Taronga Zoo dan Watsons Bay, langit kota itu mendung dan turun hujan ringan. Saya dan delapan teman pagi itu sudah tiba di kantor Sydney Bridge Climb di 3 Cumberland Street, The Rocks, sejak pukul delapan.

Untuk bisa memanjat Harbour Bridge, anda harus memesan setidaknya sebulan sebelumnya. Hal itu disebabkan tingginya animo orang-orang dari seluruh dunia yang memesan jadwal. Apalagi jika anda datang pada musim liburan seperti pada bulan Desember atau Januari. Saya sendiri bersama delapan teman dari Indonesia ditemani pasangan suami-istri dari New Zealand serta dua lelaki asal Amerika Serikat.

Di lobi , saya melihat beberapa kumpulan foto orang-orang pernah memanjat Harbour Bridge. Pangeran Harry, Bill Gates, Matt Damon, Terry Hatcher, dan Daniel Radcliffe adalah segelintir nama terkenal yang pernah memanjat jembatan baja tersebut.

Persiapan untuk memanjat Harbour Bridge cukup lama. Saya mencatat, hampir satu jam waktu yang dibutuhkan kami bersembilan sebelum naik dari bawah jembatan.

Pertama-tama yang kami lakukan adalah menitipkan seluruh barang bawaan kami. Kami hampir tak boleh membawa barang apapun ke atas jembatan, termasuk kamera dan telepon seluler. Ingin berfoto? Pemandu akan melakukannya untuk anda dan teman-teman anda. Saya sendiri hanya menyisakan kacamata sebagai satu-satunya aksesori milik pribadi.

Kemudian, kami harus melepas seluruh pakaian kami dan memakai BridgeSuit, pakaian yang khusus didesain untuk berjalan selama di atas jembatan yang pagi itu berangin cukup kencang. Semua desain BridgeSuit sama, yakni tipe overall dengan warna campuran biru dan abu-abu. Memakai pakaian itu, kami jadi mirip astronot tanpa helm.

Kami bertemu Charlie (48 tahun), pemandu kami di ruang perlengkapan. Ia mengatakan salah satu syarat memanjat Harbour Bridge adalah memiliki keberanian terhadap ketinggian. Kami juga harus memakai berbagai perlengkapan pendakian seperti sabuk pengaman untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Charlie juga mengajari kami juga caranya berjalan serta memanjat sejumlah tangga di sejumlah ruas jembatan.

Pukul 09.30 waktu Sydney. Akhirnya pendakian itu dimulai. Sempitnya jalan bertangga yang dibuat di sepanjang jembatan itu membuat kami harus berjalan dan memanjat satu demi satu. Butuh waktu sekitar satu setengah jam bagi kami untuk sampai ke puncak. Di depan barisan, Charlie asyik mengoceh mengenai sejarah Harbour Bridge serta tempat-tempat terkenal di sekelilinya, termasuk Sydney Opera House. Kami semua bisa mendengar suara Charlie dari walkie-talkie yang kami dengarkan lewat headset.

Dari puncak jembatan, saya bisa melihat Sydney Opera House, gedung opera sekaligus bangunan paling terkenal di Australia, berdiri tegak berada di atas Bennelong Point yang sebagian besar di kelilingi air. Saya juga bisa merasakan kedua lutut saya bergetar saat saya menyaksikan kapal-kapal berlalu-lalang antara dua pelabuhan Circular Quay dan Port Jackson. Para pejalan kaki di bawah tampak begitu kecil seperti semut. Subhanallah.

Hari itu, di ketinggian 134 meter di atas permukaan laut, di atas pemandangan yang luar biasa indahnya, saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT telah diberi kesempatan seperti itu. Saya beruntung berada di antara empat juta manusia pertama yang pernah memanjat jembatan sepanjang 1.149 meter yang katanya merupakan jembatan baja tertinggi di dunia itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement