Selasa 01 Apr 2014 09:56 WIB

Negeri 5 Menara Jadi Bahan Kuliah di Universitas California, Amerika Serikat (1)

Ahmad Fuadi, penulis Novel Negeri 5 Menara menjadi pembicara di University of California, Berkeley di Amerika Serikat. Film Negeri 5 Menara sempat diputar.
Foto: dok.pribadi
Ahmad Fuadi, penulis Novel Negeri 5 Menara menjadi pembicara di University of California, Berkeley di Amerika Serikat. Film Negeri 5 Menara sempat diputar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Fuadi, penulis novel trilogi Negeri 5 Menara yang telah diangkat ke layar lebar, terus keliling dunia, mengunjungi berbagai negara.

Bila pertengahan Maret lalu, persisnya 12 hingga 22 Maret, menjadi pembicara sekaligus menayangkan film Negeri 5 Menara di kampus terpandang, University of California, Berkeley di Amerika Serikat, kini Fuadi sedang berada di Timur Tengah untuk melakukan kegiatan serupa.

''Sekarang saya lagi di Yerusalem dan Amman. Salam,'' tulis Ahmad Fuadi melalui email kepada Republika Selasa (1/4) pagi.

Kegiatan yang berlangsung selama 10 hari di Universitas California, Amerika serikat, jelas alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa timur ini, terlaksana berkat undangan dari Center for Southeast Asia Studies, UC Berkeley yang meminta Fuadi menjadi artist-in-residence.

Selama satu minggu di Berkeley, Fuadi diminta memberikan public lecture untuk para mahasiswa dan dosen, menjadi pembicara tamu di tiga kelas, sekaligus memutar film Negeri 5 Menara dan mendiskusikan film itu dengan para penonton.

Novel Negeri 5 Menara edisi bahasa Inggris yang berjudul The Land of Five Towers menjadi buku bacaan wajib untuk beberapa mata kuliah di UC Berkeley.

Profesor Jeff Hadler yang menjadi profesor dan pimpinan Department of South & Southeast Asian Studies, UC Berkeley memakai novel Negeri 5 Menara sebagai bahan kuliahnya.

Jeff mengatakan, dirinya mengajarkan The Land of Five Towers (edisi Inggris dari Negeri 5 Menara) di kelas-kelas undergraduate karena bisa dibaca dalam berbagai tingkatan.

Di kelas sejarah literatur, Jeff mengajarkan buku ini sebagai bagian dari memoir masa kecil Alam Melayu, bersama Hikayat Abdullah dan buku karangan Radjab, Semasa Ketjil di Kampung.

''Kami mendiskusikan ihwal nasionalisme, efek pendidikan, perubahan ide tentang diri di Asia Tenggara dan Malay World,'' ujar Fuadi mengutif pernyataan Jeff.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement