Rabu 12 Mar 2014 22:51 WIB

Menparekraf: Wisatawan Kesulitan Cari Informasi Wisata Indonesia

Sejumlah wisatawan memadati lokasi Jam Gadang di Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Sejumlah wisatawan memadati lokasi Jam Gadang di Bukit Tinggi, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara masih kesulitan mencari informasi tentang destinasi wisata di Indonesia.

Kesulitan itu terjadi karena kurangnya penggunaan teknologi informasi sebagai jendela referensi sektor pariwisata di Indonesia, kata Menparekraf dalam pertemuan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Surabaya, Rabu (12/3).

Ia mengatakan bahwa pihaknya sering menerima keluhan dari masyarakat pariwisata, terutama internasional, tentang minimnya akses informasi tentang objek wisata di Indonesia. "Saya sering menerima keluhan, terutama dari turis asing yang mengaku kesusahan mencari referensi tentang Indonesia. Ada apa di sana, mau makan apa," kata Mari.

Oleh karena itu, di depan para pimpinan daerah yang hadir dalam pertemuan itu, Menparekraf mendorong pemerintah daerah untuk membuat situs internet yang dikelola dengan baik untuk memberi informasi yang lengkap mengenai potensi wisata di masing masing daerah terutama kepada masyarakat internasional sebagai salah satu ajang promosi wisata.

Dengan situs informasi pariwisata yang dikelola dengan baik, masyarakat akan dimudahkan dalam mencari tahu tentang potensi wisata Indonesia beserta panduannya. Pemerintah melalui Kemenparekraf mentargetkan kedatangan turis mancanegara sebanyak 9,3 hingga 9,5 juta pada 2014 yang diperkirakan akan menyumbang devisa negara sebesar 11 miliar dolar AS.

Pada 2013, jumlah kedatangan wisatawan ke Indonesia mencapai 8,8 juta, melampaui target 8,6 juta, dan menyumbang devisa sekitar 10 miliar dolar AS. Walaupun berkembang pesat, sektor pariwisata di Indonesia masih kalah dari negara tetangga Thailand dalam segi pengemasan dan pengelolaan, kata Mari, seraya menambahkan Vietnam dan Filipina juga menjadi pesaing utama.

Selain promosi yang gencar dari masing-masing daerah, industri pariwisata juga harus didukung dengan konektifitas yang baik serta Sumber Daya Manusia yang berkualitas mengingat Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement