Rabu 12 Mar 2014 11:17 WIB

Nepal Serahkan Pengelolaan Pendakian Puncak Himalaya ke Swasta

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Puncak Pegunungan Himalaya
Foto: AP PHOTO
Puncak Pegunungan Himalaya

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Nepal berusaha mencari alternatif untuk mengurangi peningkatan kemacetan dalam pendakian ke Gunung Everest. Salah satu caranya, pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak swasta, khususnya perusahaan pariwisata, untuk mengirimkan proposal dimana nantinya mereka akan mengelola jalur ke-326 menuju Puncak Himalaya.

Gunung tertinggi di dunia ini mengalami kemacetan lalu lintas dan degradasi lingkungan yang ekstrem karena ratusan pendaki lebih memilih mendaki gunung ini diakhir musim semi setiap tahunnya.

Aibatnya, mereka umumnya hanya memilih jalur 326, sementara ratusan puncak lainnya yang juga banyak didaki tidak menerima perhatian. Langkah ini juga dirancang untuk menarik lebih banyak pendaki dari negara miskin yang menggantungkan pendapatannya dari sektor pariwisata.

"Kami telah memulai diskusi tentang keterlibatan pihak swasta mengelola pendakian dan untuk mempromosikan pegunungan ini sebagai produk wisata yang baru," kata Juru Bicara Kementerian Pariwisata Nepal, Mohan Krishna Sapkota, dilansir dari the Guardian, Rabu (12/3).

Mohan menegaskan, pemerintah terbuka kepada perusahaan lokal dan asing. Proposal yang masuk akan disahkan oleh kabinet untuk mendapatkan lampu hijau. Jika disetujui, maka perlu beberapa bulan untuk diimplementasikan.

The Nepal Mountaineering Association (NMA), perusahaan BUMN di Nepal yang selama ini ikut menangani pengelolaan pariwisata di Himalaya menyambut baik rencana ini. Menurut perusahaan, pihak swasta lebih mumpuni menjual produk pariwisata ketimbang perusahaan pemerintah.

"Profesional swasta memiliki jaringan lebih baik di seluruh dunia dan bisa lebih banyak membawa wisatawan ke Nepal," ujar perwakilan NMA.

Dalam beberapa tahun terakhir, Nepal telah mempromosikan pariwisatanya untuk meredakan kekhawatiran kepadatan di Gunung Everest. Salah satu caranya, pemerintah memberi diskon tarif pendakian asalkan pendaki membawa kembali sampah-sampah sepanjang perjalanan minimal delapan kilogram.

Cara lainnya, pemerintah membangun 'Hillary Step,' jalur pendakian sepanjang 8.840 meter (29 ribu kaki) di Everest. Mereka menamakannya 'Hillary Step' berdasarkan nama orang pertama yang berhasil melakukan pendakian ke Himalaya bernama Sir Edmund Hillary.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement