Ahad 09 Mar 2014 13:30 WIB

Menyibak Subak Bali (4-Habis)

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Indira Rezkisari
Subak di Tabanan, Bali
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Subak di Tabanan, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, Hamparan sawah itu belum menjadi tujuan akhir turis yang datang ke Bali. Meski kecantikan alamnya begitu memikat, sawah-sawah yang bersusun hanya menjadi bagian yang kebetulan dilewati ketika menuju sebuah objek wisata.

Tidak semua jalan utama menuju ke objek wisata, seperti ke Danau Beratan, Tanah Lot di Tabanan, atau Pura Taman Ayun di Badung, melewati sawah bersubak. Biro perencana perjalanan juga tidak memilihkan rute yang melewati sawah sebagai bagian dari agenda wisata selama di Bali.

Namun, subak bisa dinikmati dengan menyusun rencana perjalanan sendiri. Minimnya sarana angkutan publik yang masuk ke pedesaan, membuat sawah-sawah nan cantik bisa dikunjungi dengan menyewa kendaraan sendiri.

Membawa kendaraan sendiri jauh lebih menguntungkan, karena bisa menyusun jadwal dan mengatur rute kunjungan. Contohnya, kunjungan ke subak Desa Jati Luwih bisa dibarengi dengan perjalanan ke Bedugul dan mengunjungi kebun raya, sekaligus menikmati keindahan tiga danau, yakni Beratan, Buyan, dan Tamblingan.

Atau, coba juga mengarahkan perjalanan ke Taman Ayun dan Pura Tanah Lot. Lokasi-lokasi wisata itu semuanya berada di sekitar Kabupaten Tabanan, terkecuali Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung.

Catatan

Tabanan berada di sebelah barat Kota Denpasar. Di wilayah timur, turis juga bisa menyaksikan panorama persawahan di sekitar Pura Tirta Empul Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, dan di sekitar lereng Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli.

Agar bisa menyaksikan keindahan subak-subak di Bali, pilihlah jalan-jalan pedesaan dan bukan jalan-jalan utama. Kendati tidak semulus jalan-jalan utama di Bali, jalan-jalan pedesaan di Bali tergolong layak dan tetap nyaman untuk dilewati.

Sebenarnya, jika tak memiliki banyak waktu untuk melihat subak dari dekat, coba kunjungi miniatur subak di Desa Budaya Kertalangu, Kesiman Denpasar.

Di objek wisata yang gratis biaya kunjungan itu bisa dilihat bagaimana orang-orang Bali mengelola irigasi persawahannya, termasuk kegiatan bercocok tanamnya. Objek wisata itu buka setiap hari dan selama ini menjadi tempat para siswa di Bali melakukan karya wisata tentang subak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement