REPUBLIKA.CO.ID, Daerah Tabanan terkenal dengan subaknya. Di Tabanan pula terdapat Museum Subak, tempat ini menyimpan informasi dan perkembangan ma najemen irigasi Bali dari tahun ke tahun. Upaya melestarikan subak sebagai lembaga adat dan budaya sudah digagas sejak 1975. Mulanya museum ini diberi nama Cagar Budaya Museum Subak.
Di kemudian hari, namanya dipersingkat menjadi Museum Subak. Gubernur Bali saat itu Ida Bagus Mantra kemudian mendirikan Museum Subak di Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, pada 13 Oktober 1981.
Tabanan terpilih karena memiliki lahan persawahan dan terluas di Bali. Faktor itu yang meletakkan Tabanan sebagai lumbung beras Bali. Mulanya museum berdiri dengan tujuan menggali dan menghimpun benda serta data terkait subak, termasuk yang bernilai sejarah.
Pengunjung museum ini mencapai 5.000 orang per tahunnya. “Lumayan,” ucap Kepala UPTD Museum Subak Tabanan, Ida Ayu Ratna Pawitrani.
Di Museum Subak, tergambar pengertian-pengertian tentang subak, mulai dari filosofi, keanggotaan, organisasi subak, sistem irigasi, dan distribusi airnya. Di museum itu juga diceritakan per ubahan dan perkembangan subak dari tahun ke tahun.